Minggu, 11 Januari 2015

BPJS SILOAM

Bismillahirrahmanirrahim.

“Apa mau kerumah sakit?” ucapku di telfon. “Siapa yang sakit?”lanjutku. Aku tengah menelfon ayah. Kami berdua berencana pulang kampung bersama. Namun, entah mengapa tubuh ini terasa berat sekali. Aku pun berencana untuk tak pulang ke rumah. Mobil yang biasa menjemput ayah di rumah bisa menjemputku juga di tempatku menginap malam ini.

“Kakakmu. Ini mau ke rumah sakit Siloam” ucapnya.
“Ke sana juga katanya kakakmu” lanjutnya.
“OH OK! saya kesana” ucapku. Aku pun menutup telfon.

Malam ini pun aku terpaksa untuk mengendarai motor. Walau rasanya badan ini sudah rapuh, tapi aku harus bertahan. Ini untuk jiwa persaudaraan diantara kami. Aku dan kakakku yang tadinya akan menginap di tempatnya harus membatalkan niat itu.

Sebelum mencapai tempat tujuan, kami menyempatkan diri untuk makan. Kakak terserang rasa lapar. AKu hanya minum. Malam ini tak mood untuk makan. Seperti biasa, aku akan memesan minuman favorite-ku, es cincau ala ayam penyet ria. Enak bingit. Hanya saja, malam ini sedikit terlalu manis.

Aku dan kakak kembali mengendarai motor. Kami menuju rumah sakit yang dituju. Rumah sakit Siloam, ketika pertama kali mendengar bahwa ia akan kesana, aku terpikir sesuatu. Memangnya kita mampu membayar rumah sakit? Kalau tidak salah ingat itu adalah rumah sakit international dan pastinya pembayarannya mahal. “oh mungkin kerja sama dengan hotel” pikirku kala itu.

Sesungguhnya rumah sakit ini adalah rumah sakit yang sangat ingin kumasuki. Kala mendengar bahawa kita akan kesana maka hatiku sedikit senang. Yeah, akhirnya bisa masuk kesana. Selama ini aku sangat penasaran mengenai isu bahwa rumah sakit ini aldah rumah sakit international termahal di Makassar. Aku pun penasaran dengan suasana, pelayanan, dan fasilitasnya. Hmmm…. pastinya lengkap deh.

Selama ini, aku pulang dan pergi melewati depan rumah sakit ini. Kini sekarang aku ada di dalamnya. Menurut pengamatanku, standard international yang mereka katakan memang patut diacungi cempol. Ini di buktikan dari keterangan-keterangan di rumah sakit menggunakan dual language. Ditambah lagi kebersihan dan keteraturan rumah sakit. Dari semua rumah sakit yang pernah ku kunjungi, inilah yang paling bersih.

Rumah sakit ini patut aku acungi jempol dalam hal fasilitas. Kala aku berjalan di lorong rumah sakit, aku berpapasan dengan seorang pasien yang akan keuar. Barang mereka diantarkan oleh seorang pegawai. Pegawai itu mengenakan pakaian layaknya pekerja-pekerja di hotel. Troli yang dibawanya pun sangat mirip troli barang di hotel untuk luxury hotel. Wah, wah, emang standar orang kaya nih. Tidak hanya itu, rata-rata staff-staff bagian pelayanan administrasi dan pelayanan pasien mengenakan pakain yang mirip dengan pekerja di hotel. Tentu saja staff lain di bagian farmasi, dokter, perawat, dan bagian lainnya menggunakan pakaian sesuai dengan profesi masing-masing.

Namun, ada satu hal yang masih menjanggal. Jika kita pengguna BPJS maka syaratnya harus memenuhi syarat. YAng paling penting adalah harus mendapatkan rujukan dari klinik, atau puskesmas, atau sejenisnya. Jika dalam keadaan emergency masih bisa diterima, hanya saja ini sedikit beresiko. Jika menurut diagnosa dokter penyakit bisa ditanggung oleh BPJS maka akan ditanggung. Jika tidak maka pasien harus membayar semua biaya rumah sakit. Apalagi, jika kita rawat jalan takkan bisa ditanggung oleh BPJS. Jadi untuk para pengguna BPJS, jika tak ada rujukan dan tak terlalu parah saya sarankan untuk tidak ke rumah sakit ini. Kecuali jika punya uang. hehehe

Untuk pengguna asuransi jiwa, paling tidak harus memahami proses tanggungan rumah sakit dari pihak asuransi. Apakah proses tanggungan rumah sakit berupa re-imburs. Jika re-imburs maka pasien harus membayar dulu biaya rumah sakit lalu akan di claim atau di gantikan oleh pihak asuransi di kemudian hari. Jadi yang ingin mengandalkan asurasi, paling tidak bawalah uang yang cukup untuk membayar biaya rumah sakit terlebih dahulu.

Oh iya, untuk pengguna BPJS, ada beberaa syarat yang harus dibawa untuk pengurusan administrasi:

  • Kartu BPJS/Jamkesmas/dan sejenisnya
  • Surat Rujukan dari puskesmas, kklinik keluarga, atau rumah sakit sebelumnya
  • Kartu keluarga
  • KTP

Hmm.. itu sedikit yang saya ingat tentang ini. Semoga bermanfaat ^^

Alhamdulillahirabbil`alamin ^^

Makassar, 10 Januari 2105

1 komentar:

  1. artikel yangs angat lengkap dan menyajikan informasi lengkap...makasih ya

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)