Senin, 25 Juni 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim

"Dulu saya adalah seseorang yang tidak memikirkan pembalut mana yang harus saya pilih. Jadi biasanya tuh tinggal pilih yang mana aja yang tersedia di toko" ucap Asri, seorang beauty vlogger dan youtuber yang diundang dalam kegiatan HIJUP x SoftexDaunSirih.


Bagaimana dengan teman-teman sekalian? Apakah juga sama? Jujur, sebelumnya saya juga merupakan orang yang kurang memperhatikan masalah pembalut. Sama seperti Asri, saya memakai pembalut yang ada aja di rumah, yang dibeli sama kakak. Kalau stok lagi habis, biasanya pergi beli sendiri dan kadang cari yang lebih murah apalagi pas lagi bokek, ke toko malah nyari yang lagi diskon hehehe. 

Nah, bebicara masalah pembalut tentu erat kaitannya dengan kesehatan di daerah kewanitaan. Pada tanggal 8 Juni 2018 lalu, para blogger di Kota Makassar diundang untuk menghadiri acara HIJUP Blogger Meet Up x Softex Daun Sirih yang bertempat di on 20th Bar & Dinning Sky Lounge. Di acara ini, selain ngobrol bersama beauty vlogger juga sengaja dihadirkan seorang dokter spesialis kesehatan khusus daerah kewanitaan. Beruntung rasanya dapat hadir di acara meet up kali ini, karena kami dijelaskan banyak hal tentang cara menjaga daerah kewanitaan agar tetap sehat sesuai fungsinya. Maklumlah ya, selama ini saya kurang memperhatikan hal-hal seperti ini dan hanya sibuk memperhatikan masalah pakaian, makanan, dan sesekali tentang make-up - make-up-an.

1. Faktor-faktor penyebab infeksi vagina

Dokter pun menjelaskan tentang banyak hal, mulai dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi daerah kewanitaan kita, yakni:
  • seks bebas, gonta ganti pasangan seksual dapat meningkatkan resiko penularan penyakit seksual yang dapat disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Keluhan yang bisa timbul dapat bermacam-macam, entah itu keputuhan yang banyak ataupun nyeri pada bagian vagina.
  • Penyakit tertentu seperti HIV dan diabetes, bakteri dari penyakit ini dapat menyebabkan masalah daerah kewanitaan
  • Antibiotik yang tidak rasional. Sakit sedikit minum antibiotik, padahal belum tentu sakitnya membutuhkan antibiotik sehingga nantinya adapat menyebabkan resisten terhadap bakteri. Bakterinya dapat kebal terhadap antibiotik.
  • Perubahan Hormonal 
  • Merokok
  • Alkohol
  • Sters
  • Obesitas. obesitas yang tinggi dapat menyebabkan kelembaban semakin tinggi sehingga meningkatkan resiko berkembangnya bakteri di daerah lembab sekitar kewanitaan.