Rabu, 28 November 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim


Kemarin, tak sengaja melihat postingan instagram salah satu teman. Ia membahas tentang surat untuk ibu. Ia pun menuliskan beberapa penggal bait di caption-nya. Hampir saja butir-butir air dari kelopak mata jatuh ke pipi, namun diri ini mencoba membendungnya dengan sekuat tenaga.

Sejak 2007 lalu, Ibu menghembuskan nafas terakhirya di dunia. Ia tak lagi dapat saya peluk bahkan tak dapat lagi bersenda gurau dengannya. Meski selama ini saya sangat dekat dengan ayah bahkan rasanya tak ingin lepas darinya sedari kecil, namun kebersamaan ibu lebih intents.

Beranjak SMP, kami sering menghabiskan waktu bersama selepas pulang sekolah. Masih teringat jelas, sore hari di mana kami sering berkumpul bersama tetangga dan keluarga dekat lainnya yang se-kampung. Ibu selalu mewanti-wanti tentang pergaulan. Ketika kami berkumpul, tak jarang mereka membicarakan tentang cara bergaul seseorang atau sikap seseorang. Bisa dikatakan mereka “bergosip”.

Ibu adalah sosok yang cukup tegas. Utamanya dalam hal pengeluaran. Tak jarang keinginan untuk belanja tak dapat dipenuhi karena beliau sangat memperhitungkan keuangan kami. Perlu saya akui bahwa kami bukanlah orang dengan kekayaan berlimpah. Butuh kerja keras untuk menghidupi dirinya beserta keluarga.

Ayah adalah seorang petani, sedangkan ibu hanyalah seorang ibu rumah tangga yang bertugas mengurus anak-anaknya. Walaupun begitu, ibu tetap berusaha membantu ayah dengan menjual “cangkang” ketupat kepada penjual coto. Cangkang ini nantinya yang akan diisi oleh beras dan kemudian dimasak dan jadilah ketupat yang dapat dinikmati bersama coto maupun bakso di pasar.

Di awal bisnis sepertinya ibu cukup berhasil meraup uang dan mencukupi kebutuhan keluarga. Ayah juga masih kuat untuk mencari uang dengan bekerja di pabrik pembuat rokok secara tradisional. Waktu pun berlalu dan saya lahir.

Di usia 6 tahun, saya melihat bahwa ibu tak sehat. Beliau sering batuk-batuk dan kadang sakit. Seiring bertambah usia, batuknya semakin parah. Sudah banyak obat dokter yang diminumnya. Sepertinya sudah beberapa kali berganti obat dokter, namun batuknya malah bertambah parah saja.

Sejak SMP, ibu tak lagi dapat bekerja banyak. Kami anak-anaknya pun harus membantu beliau untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menjalankan bisnisnya. Uang jajan kami pun kadang ditentukan dari banyaknya ketupat yang dapat kami buat.

Saat SMA, beliau tak lagi se-produktif dulu. Untuk ke pasar saja kadang kala beliau harus ditemani karena tak mampu membawa barang berat-berat. Tubuhnya lama kelamaan mengurus dan suaranya mulai parau. Malam hari kadang rasanya beliau tak bisa tidur dikarenakan batuk-batuk tiada henti.

Walaupun ibu mengalami pergulatan hidup semacam itu, namun di mata ini, beliau adalah sosok yang sangat kuat. Ia masih bisa bekerja dan masih dapat memberikan kasih saying kepada anak-anaknya. Meski memang kami jarang berbincang-bincang lama. Namun, setiap kata yang beliau ucapkan selalu untuk kebaikan kami semata.

Terima kasih ibu.
Maafkan anakmu  yang tak mampu menjagamu sepanjang waktu.
Maafkan anakmu yang tak mampu bersamamu sepanjang waktu
Rasa sesal tak jua mampu kuhapuskan
Karena diri yang tak bersamamu di detik-detik terakhirmu
Diri ini tak berada disampingmu, memelukmu
Kuingin memelukmu tapi tak bisa lagi
Ketika kulihat tubuh kaku itu
Terbungkus rapih dalam balutan kain putih
Pikiran ini kosong
Tak tahu harus bagaimana
Air mata yang tak mampu kuluapkan di depan umum
Kuterdiam! Tak bisa berkata-kata
Satu kata saja, satu pertanyaan saja
Orang-orang itu akan mengajukannya
Di saat itulah mata ini mengeluarkan cairan beningnya
Ibu, Terima kasih atas jasamu
Semoga engkau senantiasa dalam Lindungan-Nya di alam sana
Semoga Allah melapangkan kuburmu
Semoga kita mendapatkan syafaat Rasulullah swt.
Semoga kita dipersatukan di Jannah-Nya. Aamiin

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Antang,

28 November 2018, 10:34PM!






,
Bismillahirrahmanirrahim

….
Guruku Tersanyang
Guruku Tercinta
Tanpamu Apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku Terima kasihku
….

Tanggal 24 November 2018 lalu di SDN Katanka Makassar, diri ini berkesempatan untuk sharing dalam kegiatan Nulis Bareng Sobat. Kegiatan ini merupakan voluntary work dari Sobat LemINA. Lembaga ini merupakan NGO dibawah LemINA yang merupakan seingkatan dari Lembaga Ibu dan Anak. Sobat LemINA sendiri merupakan relawan anak.

Dalam kegiatan Nulis Bareng Sobat, kami dituntut untuk memberikan materi tentang literasi atau kepenulisan. Materinya dimulai dari pengenalan, penggunaan huruf besar, tanda baca, paragraf deskriptif, penulisan surat, pembuatan majalah dinding, imbuhan, hingga …

Kali ini, saya bertanggung jawab untuk membawakan materi tentang imbuhan. Awalnya cukup kekurangan ide. Kira-kira bagaimana caranya supaya anak-anak ini tetap fokus di jam-jam kritis. Beberapa waktu lalu ketika saya berkunjung di kesempatan lain, anak-anak ini cukup energik untuk berlari kesana – kemari. Kadang kala meneriakkan untuk segera pulang, karena memang kegiatan ini dilakukan setelah pulang sekolah pada pukul 11.30 WITA.

Malam sebelumnya, saya mendengar sebuah lagu berjudul “Guruku Tersayang”. Inspirasi pun datang untuk menarik perhatian di awal pelajaran dengan menyanyikan lagu tersebut disertai gerakannya. Kemudian dilanjutkan dengan me-review lagu tersebut dimanakah terdapat kata yang menggunakan imbuhan. Lalu dijelaskan tentang imbuhan beserta contoh yang lebih banyak dan kembali ditutup dengan menyanyikan lagu bersama-sama kembali. Itulah rencana awalnya.

Namun apa yang terjadi?

Saat tiba di sekolah, langsung saja kaki ini melangkah menuju ke kelas IV yang merupakan kelas pertama sebelah kanan ketika memasuki pintu gerbang. Meski datang terlambat, tak lama sih, kira-kira 2 menit, namun mereka masih menunggu di dalam kelas. Thanks for that.

Seperti yang sudah di planning-kan, saya segera menulis lirik lagu di papan tulis dan ternyata mereka sudah lumayan hafal. Beberapa orang sudah menyanyikan lagunya walaupun diri ini belum selesai menuliskan secara full. Selepas menulis, anak-anak diajak berdiri di tempat masing-masing. Namun apa daya, mereka ingin berbaris di depan kelas. Dengan sedikit arahan mereka langsung berbaris rapih.
Kini kami bernyanyi bersama dengan gerakan yang saya peragakan. Mereka terlihat cukup antusias meski sesekali salah gerakan. Karena grogi, diri ini sempat lupa beberapa gerakan. Untung saja mereka tak menyadari, karena mereka pun tak tahu gerakannya. Kali ini selamat! Hahaha.. Kami menyanyikanya dua kali sebelum mereka bubar dan kembali ke tempat duduk masing-masing.

Saatnya memulai pelajaran! Saya menjelaskan tentang imbuhan secara umum. Apa itu imbuhan? Bla bla bla dan memberikan contoh dari kata dasar ke penambahan imbuhan hingga membuat sebuah kalimat. Mereka pun memperhatikan secara seksama bahkan sangat antusias.

Selang beberapa lama, kak Wina – salah satu relawan anak Sobat LemINA, datang untuk menemani. Meskipun awalnya aman terkendali, namun suara ini memang harus berada di level tinggi untuk dapat didengar. Selanjutnya saya pun memperkenalkan tentang awalan, sisipan, akhiran, dan awalan akhiran dari contoh-contoh yang tertulis dengan melingkari imbuhan yang ditambahkan pada kata dasar.

Saya memulai contoh dengan menyebutkan kata makan kemudian menjadi memakan, termakan, makanan.
“Apa contoh kalimat untuk memakan?” ucap saya sambil melihat kea rah murid-murid yang mengerutkan sedikit dahinya.
“Saya kak, adik memakan ayam.” Ucap salah seorang diantaranya sambil menaikkanka satu tangan. Yang lain pun juga ikut-ikutan seperti memakan nasi, adik memakan bakso, dan lain sebagainya.

Contoh lainnya adalah kata getar menjadi gemetaran. Seperti sebelumnya mereka pun membuat sebuah kalimat.
“Gempa bumi kak” ucap seseorang di bangku keempat bagian belakang baris ke-2.
“Bumi meledak” kata seorang anak perempuan yang sedari tadi diam-diam saja. AKhirnya mereka membuka suara. Mendengar jawaban mereka, ingin rasanya diri ini tertawa. Masih banyak ucapan lainya yang tak bisa disebutkan satu persatu. Intinya ada sedikit kesalahan perspektif.

“Ayo coba lagi buat kalimat yang ada kata gemetaran” ucap saya kembali.
“oh, saya tahumi kak. Adik saya gemetaran karena dingin” teriak seorang murid dibagian depan.
“Ya, betul sekali” kata saya sambil menuliskan kalimat itu di papan tulis.
 Akhir penjelasan kami pun meneriakkan bersama kata-kata berikut.
“Jadi awalan itu berada dimana?” tanya diri ini pertama kali. “Awalan berada di depan” ucap mereka secara serempak dan kompak.
“Sisipan berada di?” lalu mereka menjawab “di tengah”. Kemudian diakhiri dengan “Akhiran di?” bersama mereka berteriak “di akhir”.

Huffftttt

Agak lelah ditemani keringat karena udara panas siang hari. Walau berjalan cukup baik, sesekali penjelasan terpotong beberapa detik karena kalimat berikut. “Kak, saya ijin ke toilet” atau “Kak, saya ijin ke WC”. Jika dihitung-hitung mungkin ada 7 orang yang melakukan hal yang sama secara bergantian.
Kali ini, kami memasuki sesi kata keren dari awalan, sisipan, dan akhiran. Tahukah kalian kata keren dari ketiga hal tersebut? Tidak tahu? Jangan khawatir saya akan membaginya dengan kalian. Jadi, kata keren dari awalan adalah prefiks, sisipan sama dengan infiks, sementara akhiran adalah sufffiks.

Namun tantangan kedua pun datang, saat menuliskan nama keren itu di papan tulis sambil menyebutkan namanya, anak-anak mulai mondar mandir dan terlihat tak memperhatikan apa yang saya katakana. Meskipun beberapa orang sedang mencatat apa yang ada di papan tulis, namun suara beberapa orang lainnya meredap suara rendah dari diri ini. Untung saja ada kak wina.

Beliau pun mengambil alih sementara untuk mengembalikan fokus anak-anak, sementara saya melanjutkan menulis di papan.
“Yang dengar kak Wina, pengang kepala” sambil memegang bagian tubuh yang disebutkan. Anak-anak tiba-tiba menuju ke tempat duduk dan terlihat tenang kembali di tempat duduknya satu demi satu.
“Yang dengar kak Wina, pengan hidung” ucapnya lagi. Mereka mulai mengikuti gerakan yang dimaksudkan. “Yang dengar kak Wina, pegang telinga” semua mulai antusias mengikuti hingga terakhir sedikit dikecohkan dengan “Yang dengar kak Wina, pegang hidung” semetara kak Wina memegang kepala. Anak-anak sedikit heran dan tertawa. Intinya seperti itulah.

Berkat beliau, keadaan kembali terkendali. Anak-anak kembali memperhatikan apa yang saya ucapkan sambil bersama-sama menyebutkan kata-kata keren dari apa yang tertulis di depan mereka. “AlhamdulillahThanks kak Wina, you are my hero today” ingin rasanya mengucapkan ini namun apa daya hanya bisa dalam hati. Semoga tersampaikan lewat tulisan ini.

Nah, setelah semua kelelahan ini. Waktunya bagi mereka untuk mencari sebuah kata dan memberikan imbuhan serta contoh kalimatnya. Mereka dapat mengambil dari buku ataupun dari sumber mana pun asalakan tidak sama dengan contoh yang ada di papan tulis. Mereka harus menulisnya dalam selembar kertas yang sudah disediakan. Di balik kertas tersebut terdapat materi yang baru saja diajarkan agar dapat dibawa pulang dan dipelajari kembali di rumah.

Kegiatan ini sangat membuat mereka bersemangat. Murid-murid mulai berebutan untuk meminta kertas, lalu menuliskan contoh mereka. Bagi yang benar akan mendapatkan nilai 100 plus tandatangan saya. Hahahahaha, bercanda (^^) tapi ada lho yang minta tandatangan beberapa orang. Berasa jadi artis sesaat setiap kali ada yang meminta tandatangan di luar pekerjaan.(^^) Apalagi anak-anak mengantri dan berteriak “saya, saya” untuk meminta nilai. Jika belum tepat, maka dijelaskan kembali dan mereka harus mengulang hingga selesai.

Oh iya teman-teman, sedikit tips bagi kalian yang ingin membagikan kertas atau apapun itu dan kemudian harus menjelaskan sesuatu tentangnya. Ada baiknya kalian menjelaskan dulu isi kertas tersebut atau apa yang harus dilakukan dengan benda-benda tersebut sebelum membagikannya. Ini berguna, agar mereka sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan sebelum fokusnya berada pada kertas tersebut dan tak lagi memperhatikan apa yang kalian sampaikan.

In case, kalian langsung membagikan tanpa mejelaskan terlebih dahulu. Istilahnya sudah terlanjur basah, kalian bisa menggunakan tips selanjutnya. Kalian dapat member arahan untuk mengangkat kertas di atas kepala, jika itu kertas. Hal ini dilakukan untuk membuat fokus mereka kembali kepada kita dan mengecek apakah semua sudah mendapatkan kertas yang bersangkutan. Sebelum menurunkan kertas dan melanjutkan pekerjaan, tanya kembali apa yang harus mereka kerjakan. Jika mereka dapat menjawab maka kita bisa berasumsi bahwa mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.


Yeah! Cukup sekian cerita kali ini. Huffttt.. ternyata cukup panjang juga ya! Tak apalah, ini hanya sekedar sharing tentang aktifitas menghadapi anak SD di dalam kelas. Semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Karena tanggal 25 November adalah Hari guru nasional maka mari kita ucapkan Selamat Hari Guru Nasional. Terima kasih atas jasa-jasamu wahai Guruku Tersayang. Mari bernyanyi bersama untuk guru kita tercinta.

Lirik Lagu Guruku Tersayang
Cipt. Melly Goeslow

Pagiku Cerahku
Matahari bersinar
kugendong tas merahku 
di pundak

Selamat pagi semua
kunantikan dirimu
di depan kelasmu 
menantikan kami

Ref :
Guruku Tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku

Nyatanya diriku
Kadang buatmu marah
Namun segala ma'af
Kau berikan

Sebelum pulang, anak-anak kembali berbaris dan kami pun bernyanyi dan menari bersama-sama. Mereka bahkan meminta dua kali. Thank you so much guys for an amazing day. Yang ingin mempraktekkan lagu tersebut, dapat mendowload lagu Guruku Tersayang di YouTube.



Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Antang,

28 November 2018
1:58 AM

Selasa, 27 November 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim


Tema yang satu ini cukup menyenangkan untuk dibahas tapi agak kepo hehehe. Meskipun begitu, nothing special in it! Saya hanya sering membawa beberapa barang yang memang saya butuhkan seprti laptop, buku, dan lain-lain. Berhubung ini harus dibahas jadi saya sebutkan saja lima barang yang tidak pernah keluar dari tas.

Dompet

Ini sesuatu yang wajib yang harus selalu dibawa-bawa. Meski pernah ketinggalan di suatu tempat, namun masih ada dompet-dompet lainnya. Jadi saya punya berapa dompet? Hahaha. Sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai pouch sih daripada dompet. Soalnya saya biasanya memiliki 3 di dalam tas. Satu digunakan sebagai pengganti dompet untuk menyimpan uang, kartu-kartu berharga, dan kertas-kertas struk belanjaan, kadang ini dikoleksi sampai akhirnya disortir tuk dibuang. Hehehe. Pouch lainnya digunakan sebagai tempat pensil, yang lainnya lagi menyimpan alat make up jika diperlukan tuk dibawa.


Pulpen & Notebook

Yup! Ini tuh selalu satu paket. Jadi ada sebuah pulpen yang selalu diletakkan di dalam buku note. Hal ini berguna agar tak perlu membongkar isi tas untuk mengambil alat tulis ketika harus menuliskan sesuatu. Buku catatan ini penting untuk dibawa, karena di sanalah segala jadwal tertuliskan. Utamanya deadline tertentu.

HP & Chargernya

Ini adaah barang wajib! Jika tak ada ini, rasanya setengah kehidupan terenggut (lebay). Sebagai blogger, apalagi food blogger wanna be, saya harus selalu siap dengan kamera untuk memotret moment dan makanan. Berhubung inilah satu-satunya kamera yang saya miliki yakni kamera HP, jadinya harus selalu dibawa kemana-mana. Selain itu, benda ini juga digunakan untuk keep in touch with other, wifi pribadi, dan mempermudah pekerjaan. Karena harus selalu ON, jadinya charger HP tak boleh ketinggalan juga dan kadang kala membawa power bank.


Lipstik

Meski paling jarang difungsikan, namun hal ini tak boleh lepas dari tas. Di beberapa kesempatan, benda ini cukup bisa diandalkan. Misalnya, dalam situasi dimana saya pernah lupa bahwa seorang teman akan menikah hari itu. Saya pun bisa me-refresh penampilan dengan membubuhkan lipstick di atas bibi. Hal ini untuk membuat wajah jadi lebih cerah dan tampak keinginan untuk datang ke sebuah pesta walaupun sebenarnya lupa hehehe. Bagaimana mengubah rias wajah hanya dengan menggunakan lipstick? Oh, ini sesuatu yang gampang. Jadi bawalah beberapa lipstick dengan warna kesukaan. Jangan lupa membawa lipstick matte berwarna nude atau soft orange agar dapat digunakan sebagai gradasi lip, blush on, dan eyeshadow.

Lip Care

Yang satu ini juga tak boleh sampai lupa atau keluar dari tas kecuali pada saat digunakan. Hal ini dikarenakan saya sering mengalami bibir kering. Jadi sesekali bibir ini harus di olesi oleh lip care dari Vaseline yang menjadi favorit dua tahun belakangan ini.


Inilah barang-barang yang harus ada dalam tas ketika bepergian di suatu tempat. Tentunya semua hal ini berguna baik untuk di saat sekarang maupun sebagai persiapan untuk hal-hal tak terduga. Lalu, bagaimana dengan kalian? Apa sih benda yang harus banget ada di tas kalian? Yuk share dan ceritakan di kolom komentar ya. Ditunggu!!!

Tulisan ini diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day8


Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Antang,

27 November 2018

Minggu, 25 November 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim


Beberapa orang menggunakan social media, ada pula yang memutuskan tidak. Contohnya adalah saya dan seorang teman. Diri ini adalah salah seorang yang menggunakan media online untuk bersosialisasi. Sedangkan, teman saya sedang menutup diri dari sosial media. Mengapa? Kali ini takkan membahas banyak masalah itu.

Kita akan membahas sisi positif dari sebuah sosial media yang membuat saya tetap menggunakannya. Dulu sempat ingin menutupnya saja. Seperti kebanyakan pendapat bahwa hal tersebut hanya membuang-buang waktu. Mereka pun melakukan healing dari hal tersebut dengan meng-unistal aplikasi sosial media yang menurutnya kurang berfaedah.

Jadi kenapa saya memilih tuk berpositif thinking? Berikut beberapa tips to stay positif about it.

Informasi Bermafaat

Untuk membuatnya menjadi lebih berfaedah, maka followlah orang-orang atau akun-akun yang suka menebarkan aura positif. Tak hanya sekedar pamer, namun dari hobi mereka kita dapat memperoleh semangat untuk melakukan hal-hal positif. Misalnya saja di Instagram atau Youtube, kalian dapat memfollwo atau mengsubscribe akun crafting pagi penyuka craft, TED bagi kalian yang ingin memperluas pengetahuan dari pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya (di akun ini, kalian juga bisa sekalian meningkatkan kemampuan bahasa inggris dalam hal memperbanyak kosakata dan listening), National Geographic, akun-akun ceramah dari ustadz kondang yang menambah pengetahuan kita dalam beribadah dan dekat dengan Allah swt, ataupun hal yang bermanfaat lainnya bagi peningkatan kemampuan kita dalam berbagai hal.

Media Komunikasi Pekerjaan

Banyak orang menggunakan hal ini untuk memperoleh pekerjaan, ataupun mempermudah komunikasi antar tim. Misalnya saja WhatsUp yang sering digunakan karena datanya lebih ringan dan lebih banyak digunakan oleh orang-orang. Oleh karena itu, banyak yang menggunakannya sebagai media komunikasi baik dalam hal bisnis maupun pekerjaan. Contoh lainnya adalah para influncer yang menggunakan media sosial mereka untuk mendapatkan endorsement yang berbayar tentunya.

Media Promosi Bisnis

Di jaman yang serba modern di mana rata-rata masyarakat sudah menggunakan smartphone, rasanya tak heran jika para pelaku bisnis mulai melirik media ini untuk mengembangkan pemasaran mereka menjadi lebih luas. Oleh karena itu, manfaatkan hal ini untuk me-reach lebih banyak orang yang mengetahui, membeli, dan menggunakan produk yang kalian tawarkan adalah hal yang tak boleh terlewatkan. Apalagi sekarang sudah banyak fitur-fitur dan aplikasi yang memudahkan kita dalam membuat konten promosi seperti poster, video, atau edit foto, semua itu dapat dilakukan melalu smartphone kita.

Pilih yang paling Sesuai

Oh iya, kaliah harus ingat! Banyak media sosial bertebaran di luar sana. Diri ini sangat menyarankan untuk memilih salah satu atau beberapa saja yang memang cocok untuk kalian. Jika lebih ditekankan lagi, gunakanlah berdasarkan kebutuhan.

Stay Connected

Buat kalian yang lagi menjalani long-distance communication, hal ini tentu memudahkan dalam memberi atau menerima kabar secara real time dan berkala dalam waktu beberapa detik saja. Misalnya komunikasi anak yang lagi kuliah di luar negeri sementara orang tua mereka berada di negara asal, suami yang tengah tugas luar kota, istri yang lagi dapat hadiah liburan khusus ibu-ibu dan diijinkan suami, dan lain sebagainya. Meski tak sempat berkabar via telfon secara langsung, laporan wajib seperti sedang melakukan apa dapat di share di salah satu media sosial yang digunakan bersama sehingga pihak yang rindu tapi belum dapat menghubungi secara langsung dapat memperoleh kabar dari sosial media yang diuplod tadi.

Ini sih manfaat terbesar bagi saya sehingga masih belum mampu away dari yang namanya sosial media. Jika hal terakhir ini sudah tak lagi mampu dilakukan oleh sosial media, kemungkinan saya juga akan menghapus aplikasi-aplikasi tersebut dan menggantinya dengan yang lebih mutahir.

Tulisan ini diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day5

Alhamdulilahirabbil`alamin

Makassar-Barombong,

24 November 2018

Sabtu, 24 November 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim

Ditulisan ini, saya ingin mengajak teman-teman merenung sejenak, melepas penat, dan melihat jauh ke lebih dalam dan menata masa depan.

Coba perhatikan sekeliling kalian! Apa yang terlihat? Apakah kalian meilihat benda-benda? Atau orang-orang berlalu lalang? Ataukah makanan yang berada di depan kalian? Ini hanya kalian yang tahu. Saat ini saya akan bercerita tentang apa yang ada di sekeliling saya saat ini.
Pertama saya melihat bantal, laptop, sebuah alat gym, baju-baju yang tergantung, dan lemari. Bisa di tebak saya berada di mana? Yup! Di kamar. Sebuah kamar berukuran 2,5 x 2,5 m. Di sinilah tempat saya saat ini, duduk di atas kasur, memangku sebuah laptop, dan sedang menulis cerita ini.

Bagimana dengan pertemanan? Apa yang kalian lihat? Bagaimana kalian memaknai pertemanan? Apakah sebatas teman kerja? Teman kuliah? Atau teman yang ada kenal?

Jika kalian bilang “Betul”, yup! Tentu saja betul. Mereka adalah teman-teman kita, teman-teman yang pernah kita temui, bercengkrama dalam keseharian, membahas suatu topik tertentu. Namun, pernahkah kalian menganggap orang yang belum kalian temui sebagai teman?

Saya ingin bercerita sedikit tentangnya, tentang teman yang  belum pernah saya temui. Terus terang saja! Diri ini bukanlah orang yang pandai berekpresi apalagi menyapa orang baru yang ditemui. Biasanya saya hanya akan senyum dan tak mampu berkata-kata sebelum pertanyaan meluncur kepada saya.

Setelah merenung, akhirnya keputusan melirik sebuah perkumpulan di mana saya bisa mengekspresikan diri, menambah teman baru, dan menjadi orang yang produktif pun dimulai. Ini dikarenakan saya bosan berada di sebuah kamar terus menerus tanpa tahu harus berbuat apa untuk melihat dunia. Ceritanya saya sedang galau mencari aktifitas lain yang lebih bermakna. Waktu itu memang sedang tak punya pekerjaan, mendekap di rumah, menjaga kemenakan, dan menghabiskan waktu bermain game.  

Pencarian ini pun berakhir ketika saya menemukan sebuah perkumpulan menulis versi online. Saat itu, saya memasuki perkumpulan blogger lokal dan mulai menuliskan berbagai kisah dan mengshare tulisan di salah satu platform online. Kami pun saling bertukar alamat blogger, saling follow, dan saling mengunjungi blog satu sama lain.

Ketagihan dengan banyaknya pengunjung blog dan ada yang membaca tulisan yang dipublikasikan, saya pun mulai mencari perkumpulan blogger nasional. Jrengg.. Jrengg… Jadilah saya menemukan Blogger Perempuan ini. Cara pendaftarannya cukup gampang sehingga tak susah tuk menjadi member.

Oleh karena itu, jari jemari ini langsung saja memasukkan data-data di form pendaftaran. Kita pun dikumpulkan dalam suatu group nasional. Seperti kebanyakan group blogger kami pun diizinkan untuk men-share tulisan-tulisan kita. Uniknya, kita tak boleh asal sembarangan share. Ada topik-topik tertentu di hari-hari tertentu.

Meski begitu, disanalah saya banyak belajar. Belajar dari orang-orang yang belum pernah saya temui. Saya belajar betapa perempuan-perempuan Indonesia sangatlah produktif. Mereka mampu menginspirasi dan bermanfaat melalui hal-hal sederhana yang mereka tulis di blog. Berada di lingkungan tersebut membuatku mampu melihat dunia, produktif, dan meningkatkan kualitas tulisan dengan terus menerus menulis.

Kalian bisa melihat betapa banyak tulisan-tulisan yang bisa saya produksi pada tahun 2014 dan 2015. Itulah saat di mana saya benar-benar aktif bersama orang-orang hebat nan keren ini. Saya tergerak untuk melakukan hal yang sama dengan gaya tulisan saya yang tentu saja masih jauh dari kata bagus. Saat itu jugalah saya banyak belajar tentang dunia blogger mulai mengganti domain menjadi TLD dan mengubah tampilan blog menjadi sedikit lebih rapih dan tak kekanak-kanakan.

Hal positif lainnya adalah kebahagiaan. Kesenangan yang saya dapat dari para pembaca yang meninggal jejak di kolom komentar. Rasanya seperti melayang jauh diangkasa melihat keindahan bumi pertiwi. Inilah tempat mendapatkan kebahagiaan meski hanya tinggal dalam ruang sempit sekalipun.

Apalagi dengan menulis ini ternyata dapat menghasilkan rejeki tambahan. Jujur saja, saya mendapatkan banyak job menulis ataupun menjadi influencer semenjak bergabung menjadi member Blogger Perempuan  yang biasa disingkat BP ini. Saya tak menyangka juga bahwa ini akan seberkah dan sebahagia itu.

Untuk teman-teman Blogger Perempuan yang sudah dan belum saya temui, saya ingin berkata:
Kalian hebat, keren, dan menginspirasi! Teruslah berkarya dengan tulisan-tulisan kalian yang jujur namun tak menghujat, positif, dan sangat terbuka pada perubahan dan saran membangun. Terima kasih sudah saling memahami dan mendukung sesama  perempuan untuk bersatu bersama-sama membangun kepercayaan diri bahwa Perempuan Bisa! Dan Kami memang Bisa! Kami bisa berkarya meski sibuk dengan hiruk pikuk kehidupan rumah tangga, kuliah, kerjaan, ataupun hanya sekedar menghabiskan waktu yang kemudian menghasilkan sesuatu yang positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Untukmu ibu pertiwiku, inilah bakti kami!
Tulisan ini diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day4

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar – Barombong,

23 November 2014


  

Kamis, 22 November 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim


Bagi yang kalian yang membaca blog ini dari dulu sebelum berubah domain, pasti tahu bagaimana perubahan nama dan tampilan blogku dari waktu ke waktu. Apa? Ngga? Hiksss. Okay, okay. Tenang saja! Untuk mengingatkan kalian, sebelumnya saya sudah mengabadikan perubahan tersebut dalam sebuah tulisan New Domain New Lookdan Hal Penting dalam Nge-Blog. Jadi kalian bisa memiliki gambaran tentang blog ini jaman dahulu.

Nah, kenapa sih memilih nama evhykamaluddin dot com sebagai nama blog saya?

Kalian tentu tahu kan bahwa setiap nama memiliki makna tersendiri. Namun, sayang sekali nama evhy tak terdaftar dalam nama himpunan nama-nama islam. Agak sedih tapi ya sudahlah~ Bagaimana pun nama ini adalah berkah dari Sang Maha Esa. Di lain pihak, nama Kamaluddin yang berasal dari bahasa arab memiliki arti kesempurnaan agama yang diberikan untuk seorang anak laki-laki. Baru tau nama Ayah sendiri artinya ternyata se-keren itu.

Oh iya, pas melirik di situs lain yang memuat tentang nama evhy ternyata bisa diartikan Berkah Tuhan dan memiliki sifat pengasih serta penyayang. Duh, emang saya gitu ya? Semoga saja Allah Subehanawata’ala memberikan rasa
kasih sayang sehingga saya menjadi orang yang penyayang dan pengasih. Aamiin.

Itulah seputar arti nama dari evhy dan kamaluddin. Apakah itu alasannya diri ini memilih nama tersebut? Hmm.. Dengan segera saya akan menggeleng kepala. Bukan-bukan karena itu. Bukan karena artinya. Sekali lagi bukan! So, this is the reason.

Nama evhy adalah nama panggilan yang sudah tersandang sejak kecil. Saya cukup menyukainya dan seperti sudah melekat saja dalam diri tanpa harus mencari penggantinya. Nama yang indah tentu menjadi dambaan orang-orang apalagi jika namanya mengandung doa. Saya pun begitu, namun nama ini cukup indah terdengar setiap kali ada orang yang menyebutnya.

Dulu sebenarnya tulisannya hanya “evi”, tapi karena ingin terlihat sedikit keren jadinya berubah menjadi “evhy”. Ini juga sebagai pembeda dengan salah seorang teman dengan nama yang sama. Kadang kala kami tertukar gara-gara senior salah mendeskripsikan nama.

Kemudian ditambahkanlah nama Ayah, agar identitasnya semakin jelas. Saya sangat dekat dengan Ayah sejak kecil. Kemana saja beliau pergi, kaki ini juga akan melangkah ke sana. Sering kali tangisan ini meledak-ledak gara-gara ditinggal ke mana gitu sama Ayah dan ketika beliau tak terlihat berada di sekitar. Oleh karena itu, saya ingin selalu menjadikan namanya sebagai pertanda dalam jejak hidup yang terukir dalam tulisan ini.

Di mata ini, Beliau adalah sosok yang sangat baik dan penyayang serta suka menolong. Beliau adalah salah satu inspirasi di mana saya melihat ketaatan melalui akhlak. Tentu saja beliau bukan makhluk sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Namun diri ini senantiasa berdoa, semoga beliau selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya. Aamiin.

Yah! Seperti itulah kenapa evhykamaluddin menjadi pilihan. Bagaimana dengan kalian? Adakah alasan khusus dalam memilih nama blog? Ditunggu jawabannya di kolom komentar ya! Yuk saling share biar saling kenal dan sayang ^^)


Tulisan ini diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day3

Alhamdulillahirabbil`alamin


Makassar-Antang,

22 November 2018