Tampilkan postingan dengan label My Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Story. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Mei 2019

,
Bismillahirrahmanirrahim


Guys, guys, saya mau cerita. Tahukan kalau Kate Middleton sama saya itu sebenarnya punya relasi dan kemiripan? 

Ah, masa iya? Ngga percaya (tanya pembaca)

Ngga percaya? Saya juga baru tahu. Jadi gini, kalian sudah baca beritakan tentang masa sekolahnya tante Kate ini yang agak kelam?

Belum?

Oke, jadi saya akan ceritakan ya! Seperti yang diberitakan di beberapa media online bahwa tante Kate pernah mengalami masa-masa sulit di sekolah. Ketika ia berusia sekira 13 atau 14 tahun, beliau pernah masuk ke salah satu sekolah swasta khusus perempuan. Ternyata di sekolah itu dia mengalami bullying. Pada akhirnya ia pun harus pindah sekolah dan sempat mengalami kondisi emosional yang kurang stabil.

Terus.. terus..   

Terus.. Setelah pindah sekolah, beliau menjadi lebih pendiam meski akhirnya bisa beradaptasi dan kemudian sangat senang dan menyukai sekolah itu.

Pada saat berada di usia yang sama. Seorang gadis menunjukkan sikap yang mirip, yakni menjadi lebih pendiam dari biasanya. Kisah ini berawal sejak diri ini memasuki tahun ajaran baru di kelas 4 sekolah dasar.

Kala itu, saya tengah mengikuti salah satu pelajaran. Di ruang segi empat yang kursinya diatur berjejeran tiga baris di depan dan empat baris ke belakang. Seorang anak perempuan duduk di bangku ke empat deretan paling ujung sebelah kiri dari pintu masuk. Ia ditemani oleh seorang teman sebangku yang juga perempuan.

Suasan kelas cukup panas. Terik matahari yang entah berapa derajat cukup membuat keringat bercucuran dan punggung teman-teman terlihat basah. Sang guru kemudian mengajukan sebuah pertanyaan. Gadis tadi kemudian dengan semangat yang ditunjukkan dengan acungan tangan lurus ke atas dengan sempurna seakan ingin menjangkau langit-langit. Seperti biasa, ia memang gadis yang semangat dan penuh percaya diri.

Ia benar-benar terlihat ingin menjawab pertanyaan tersebut. Sang guru pun mempersilahkannya. Dengan penuh keyakinan, si gadis pun menjawab. Tiba-tiba suara ledakan tawa menambah kebisingan siang itu.

Matanya pun melihat ke kanan dan ke kiri megikuti gerakan kepalanya. Dahinya berkerut. Ia tentu saja heran mengapa semuanya tiba-tiba tertawa. Apakah jawabannya salah? Hmm..

Selama ini, anak ini perangainnya selalu ceria cukup punya keberanian tampil di depan umum. Menari, jadi pembawa acara, menyanyi, dan beberapa aktivitas lainnya ia lakukan dengan penuh percaya diri tanpa ada gugup dan takut. Namun, kejadian ini sepertinya sedikit mengguncang sanubari. Ada pemikiran aneh bertengger dan mulai menancapkan akarnya di ruang memori yang terdalam. Guncangan ini seakan membesar hingga menciutkan nyali bahkan untuk sekedar berbicara di depan umum ataupun menjawab pertanyaan.

Parahnya, suara tawa itu kerap kali ia dapatkan ketika bertemu dengan teman-teman di sekolah untuk beberapa saat lamanya. Meski ia tak menanggapi, namun suara itu akhirnya bergema di kepala tiap kali ingin mengungkapkan pendapat. Gadis yang kulitnya sawomatang ini pun memilih bungkam dari pada harus menjawab pertanyaan. Meski sebenarnya ia yakin bahwa itu benar.

Ia pun menjadi pribadi yang cukup pendiam. Teman pun hanya seorang, yang kemudian meninggalkan dirinya kala lingkungan sekolah tak lagi sama. Sang gadis akhirnya lulus sekolah dasar. Sementara sang sahabat masih sibuk menyelesaikan tugas-tugas di bangku sekolah dasar.

Kondisi ini kian berakar. Di sekolah menengah pertama, ia tak begitu berprestasi begitu pun di sekolah menengah atas. Walau begitu anak yang kini lebih banyak menutup mulut berhasil masuk ke kelas khusus. Kelas di mana semua siswa-siswi pandai dikumpulkan.

Mendaftar di sekolah menengah atas, para siswi yang masuk di kelas khusus sebelumnya ini akan ditawarkan langsung untuk memasuki kelas unggulan tanpa tes apapun. Anehnya, gadis ini menolak. Ia tak ingin masuk dalam kumpulan orang-orang pandai. Dalam pikirannya, ia hanya akan menghadapi persaingan ketat dan tak bisa menikmati indahnya masa sekolah. 

"Jangan sampai hal yang terjadi ketika di SMP terulang lagi." Pikirnya.

Saat menempuh pendidikan di kelas khusus dulu, persaingan cukup ketat. Apalagi di sekolah ada genk terpopuler dan favorit yang terdiri dari sepuluh orang. Ia merasakan sesuatu yang tidak adil, karena genk ini diperlakukan cukup istimewa oleh para guru. Sebenarnya wajar saja. Karena para kumpulan anak-anak popular ini adalah para siswa-siswi yang bergabung di organisasi pramuka sekolah dan OSIS yang menyumbangkan segenap prestasi atas nama sekolah.

Oleh karenanya, ia tak ingin berada di lingkungan yang sama di sekolah ini. Baginya, masa SMA adalah masa yang harus dinikmati dengan penuh semangat. 

"Sekolah baru, semangat baru!" Teriaknya dalam hati.

Di sini, ia pun mencoba memasuki beberapa organisasi seperti Pramuka, Palang Merah Indonesia tingkat SMA, dan Marching Band. Namun, itu tak berlangsung lama. Ternyata ia lebih tertarik dengan pelajaran. Pada akhirnya terpilih untuk mewakili sekolah mengikuti Olimpiade Fisika tingkat kabupaten. Keberuntungan pun berpihak padanya. Ia mendapatkan Juara I dan mewakili kabupaten ke tingkat provinsi.

Jika diingat-ingat, masa sekolah SMA ini cukup membuat rasa gelisahnya berkurang. Meski demam panggung tetap saja belum bisa ia kontrol dengan baik dan percaya dirinya juga belum sepenuhnya pulih, namun segalanya terasa lebih baik. Hal yang ia syukuri adalah ia akhirnya memutuskan untuk menutup auratnya dengan berhijab.

---

Nah, tahukah kalian siapa gadis itu? Yup! Itu adalah segelintir kisah dari seorang gadis pemilik blog evhykamaluddin.com. Kisah yang terjadi di masa-masa sekolah dasar hingga lulus S3 (SD, SMP, SMA) hehehe.

Eh, eh, dari tadi kita membicarakan soal bullying. Kali aja ada yang belum tahu. Jadi, bullying dalam bahasa indonesia disebut juga penindasan, penganiayaan, perundungan, perisakan, pengintimidastian. Bisa juga dikatakan sebagai segala bentuk perlakuan yang dilakukan oleh seseorang atu lebih untuk menyakiti orang lain secara kasar baik secara verbal atau lisan maupun dengan fisik seperti memukul atau mendorong dengan sengaja.


Kembali ke topik utama! Sekarang sudah bisa disimpulkan bahwa persamaan antara saya dan Kate Middleton adalah sama-sama pernah mengalami bullying di masa sekolah. Sama-sama pernah mengalami depresi atau masa-masa sulit yang membuatnya menjadi pribadi yang pendiam.

Sayangnya, bullying yang didapatkan oleh Kate Middleton cukup berbeda. Tahukah kalian mengapa ia di-bully? Itu karena ia adalah sosok yang baik, cerdas, dan cantik. Ia mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan karena dianggap sempurna oleh orang-orang yang tak suka dengan kesempurnaan yang ia miliki. Bandingkan dengan saya, yang di-bully atau diejek karena kesalahan semata.

Kenyataannya, ternyata perbedaan kami terlalu banyak dibandingkan kesamaannya. Sekarang ia sangat cantik, penyayang, dikagumi banyak orang, bahkan menikah dengan seorang pangeran. Meski sama-sama pernah di-bully, tapi nyatanya saya tetap saja banyak kurangnya, tak secantik beliau, pandainya pun tak sepadan, dan masih berjuang untuk memulihkan kepercayaan diri serta menghilangkan demam panggung, bahkan belum menikah apalagi sama seorang pangeran.

Hufffttttttt

Well, saya sesungguhnya hanya ingin menyampaikan bahwa perilaku ini cukup banyak ditemukan khususnya di sekolah. Oleh karena ini, orang tua dan guru hendaknya memeriksa kondisi anak-anak yang mengalami perubahan drastris dalam bersikap sesegera mungkin. Siapa tahu ternyata ia baru saja mengalami tindakan yang cukup menggangu jiwanya dan terjadi terus menerus hingga menimbulkan trauma mendalam di fikirannya. Hal ini dikarenakan proses untuk recovery atau mengembalikan kepercayaan diri setelah mengalami trauma mendalam cukup menyita waktu yang lama. 

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Barombong,

11 Mei 2019, 11:30 PM

Rabu, 05 Desember 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim

Siang itu pesawat beberapa menit  lagi akan lepas landas. Saya sedikit was-was. Diri ini sudah duduk rapih di kursi pesawat. Sementara, kami masih menunggu dua orang teman. Duh, di manakah mereka?  ucap diri ini dalam hati.

Saya memiringkan sedikit kepala kea rah pintu. Dua orang terlihat terengah-engah memasuki pesawat dan menuju kea rah di mana diri ini duduk. Itulah dua teman yang kami tunggu. Temanku yang akan berangkat bersama ke Jakarta menggunakan pesawat terbang. Inilah kali pertama saya bepergian dengan kendaraan ini.

Excited, takut, dan tegang bercampur menjadi satu. Diri ini pun memperhatikan gerakan pramugari yang memperagakan hal-hal penting yang harus diketahui sebelum penerbangan dilakukan. Lalu, mencoba memasang seat belt dan akhirnya dibantu oleh teman duduk. Sungguh memalukan, tapi maklumlah ini adalah pengalaman pertama.

Sesampainya di Bandara, Langsung saja kami menuju pengambilan barang. Meski hanya empat hari, namun koper kecil menjadi pilihan untuk menyimpan barang bawaan. Kali ini kami akan menuju ke suatu tempat di Jakarta.

Sepanjang perjalanan dari Bandara menuju ke Taman Mini Indonesia, saya hanya melihat berbagai pohon dan tanda-tanda jalan. Kadang kala atap rumah atau gedung-gedung. Selain itu, otak ini tak mampu lagi melihatnya. Ini sudah lama sekali, kira-kira Sembilan tahun yang lalu.

Taman Mini merupakan tempat berkumpulnya rumah-rumah adat se-Indonesia. Itulah pengetahuan yang saya miliki kala itu. Meski tak sempat meng-ekplore tempat ini secara keseluruhan karena ada kegiatan  seminar yang kami ikuti di sana. Namun, paling tidak dapat meihat-lihat beberapa rumah adat yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.

Kali kedua ke Kota ini, masih dengan  sebuah kegiatan. Diri ini terpilih sebagai salah satu pemuda untuk mewakili Sulawesi Selatan dalam mengikuti kegiatan Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam kegiatan inilah, kami diperkenalkan berbagai wisata sejarah yang ada di Ibu Kota.

Inilah saat di mana saya melihat sisi lain dari Kota Jakarta. Betapa banyak tempat bersejarah di sini. Mulai dari Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Museum Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, dan Kota Tua. Ingin sekali waktu itu melihat Monumen Nasional (MONAS) namun tak sempat lagi karena diburu oleh waktu untuk menyelesaikan kegiatan kami.

Lalu, saya diminta lagi untuk menghadiri training selama tiga hari di Jakarta. Karena merasa sudah pernah ke Kota ini sebelumnya, saya memutuskan untuk pergi walau sendiri. Banyak yang berpendapat bahwa itu agak sediit berbahaya. Namun, tak apalah, tak ada salahnya menambah pengalaman.

Pada kesempatan ini,  saya pun melakukan segalanya sendiri dengan bermodalkan alamat yang dituju , kendaraan yang dapat digunakan, serta nomor HP yang dapat dihubungi. Tak ragu, saya menaiki mobil Damri yang akan mengantar ke terminal akhir. Waktu itu saya mulai sedikit was-was, karena bus damri yang saya tumpangi sampai pukul 9 malam.

Saya pun turun dari damri. Seseorang supir taxi menghampiri yang dapat dikenali dari baju seragam yang dikenakannya.
“Mau kemana neng?” ucap lelaki supir itu.
“ Saya mau ke sini” saya menyebutkan sebuah alamat waktu itu.
“Wah kalau ke sini, 150 ribu neng” lanjutnya.
“Wah maham sekali pak, 50 ribu aja” ucapa saya.
“Tidak bisa neng. Kalau tidak mau ya sudah” ia pun tak acuh lalu duduk di sebuah batu yang terletak di pinggir jalan terminal.

Orang kedua lalu menghampiri dan proses tawar menawar pun terjadi. Kami akhirnya bersepakat untuk membayar 35 ribu rupiah fix namun harus menunggu hingga jam 10 malam. Katanya sih untuk menghindari macet karena katanya saat ini jalannan masih padatnya. Waktu pukul 10.30 malam, kami pun berangkat. Ia tetap menyalakan argonya. Dalam perjalanan kami, ia pun mulai membuka percakapan dan melontarkan pertanyaan kepada saya.

“Mbak dari mana?” tanyanya.
“Saya dari Makassar, Pak” jawab diri ini singkat.
“Wah! Orang Makassar katanya galak-galak ya mbak, apalagi yang ceweknya” ujarnya. Dalam hati “oh ya?”
“Saudara saya istrinya orang Makassar katanya galak mba” lanjut si bapak sopir. Hahahhaa.. saya hanya bisa tersenyum sama si bapak padahal dalam hati tertawa.

Tak banyak kata yang keluar dari mulut ini. Jemari ini sibuk memaikan jari di atas keyboard HP untuk menanyakan jalan dan alamat pasti rumah teman saya. Meski sempat nyasar dan si bapak mulai ngoceh. Akhirnya alamatnya ketemu juga. Argo menunjukkan angka Rp. 32.000, -. Untunglah tadi saya hanya menawarkan 35 ribu rupiah. Jadi tidak rugi-rugi amatlah.

Di lain waktu, harus kembali lagi ke Ibu Kota. Kali ini dapat beasiswa belajar bahasa inggris gratis selama satu bulan. Bersama beberapa teman lainnya, kami ditempatkan dalam satu rumah kos-kosan yang dekat dengan tempat les. Berjalan setiap pagi dan menjalani aktifitas kelas dari jam 10 pagi hingga jam 4 sore. Karena ini adalah kewajiban, kami tak boleh protes tentang jadwal belajar karena sudah menyanggupi sebelumnya.

Di sini lah saya mulai merasakan kehidupan layaknya orang Jakarta. Tepatnya di Jakarta Selatan. Yang terlihat hanyalah gedung-gedung tinggi. Terik matahari dan udara panas bahkan di waktu subuh.

Karena uang saku belum keluar, kami makan dengan hematnya. Setiap pagi, bersama teman kamar, saya makan di salah satu warteg terdekat. Kadang kala kami membungkusnya ke tempat les. Karena cukup melelahkan bila harus naik turun dan berjalan kaki keluar untuk mencari makanan murah di sekitar gedung perkantoran. Apalah daya, saya dan teman saya hanyalah seorang penganguran yang beruntung mendapatkan beasiswa belajar TOEFL iBT selama sebulan.

Dengan segala pengalaman ini, tinggal di Jakarta memang penuh tantangan. Apalagi jika diri ini tak terbiasa dengan segala hiruk pikuk kota, polusi udara, dan kepadatan kendaraan setiap hari. Meski begitu, saya sangat bersyukur atas segala pengalaman ini. Masih ada pengalaman lainnya yang mengantarkan ini bisa melihat Monas dari dekat meski belum bisa masuk di dalamnya. Mungkin suatu saat bersama teman atau pasangan tercinta (^^)

Tulisan ini diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day15

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Barombong,

4 Dessember 2018, 11:48PM!
,
Bismillahirrahmanirrahim


Beberapa tahun silam, teringat ketika pertama kali melakukan perjanan keluar kota dengan sebuah kapal laut. Bersama ke-12 teman yang lainnya, kami akan beranjak ke sebuah kompetisi nasional di salah satu kampus teknologi terkenal di Kota Bandung. Ini pula saat kali pertama diri ini menginjakkan kaki di pulau Jawa.

Kota pertama yang kami jajaki adalah Kota Surabaya, tempat kapal ini berlabuh. Sebenarnya tak sepenuhnya menjajaki. Diri ini hanya mengunjungi monument kapal selam yang tak jauh dari stasiun kereta api yang akan membawa kami menuju kota Bandung.

Rasanya tak menyangka, diri ini akan keluar kota. Sejak dulu hanya bisa melakukan sesuatu yang tak jauh dari rumah, karena keterbatasan kemampuan finansial. Namun, kali ini ada kesempatan tuk membuktikan diri melalui sebuah kompetisi.

Pandangan pertama yang melekat di kota ini adalah bangunan-bangunan tua yang atapnya masih memepertahankan arsitektur dari jaman penjajahan Belanda. Lalu, mata ini tertuju pada sebuah taman dekat kampus dan tempat kami menginap. Sebuah asrama dekat Mesjid Salman ITB. Baru kali ini berkunjung ke sebuah taman asri nan nyaman serta dingin meski terik matahari cukup bersinar.

Langkah kaki ini kemudian menuju Alun-alun kota. Rasanya di sempanjang perjalanan yang kulalui banyak outlet-outlet yang memajang baju-baju di took mereka. Waktu itu, teman saya menyebutnya Factoty Outlet. Katanya sih bajunya murah-murah dan bagus. Sempat memasuki salah satu outlet dan berakhir pulang dengan tangan kosong. Model baju dan budget belum mampu disesuaikan.

Sesampainya di alun-alun kota, berasa berada di dalam “surga” belanja. Dulu masih banyak para pedangang kaki lima yang menjual berbagai hal. Mereka berjejeran di sekitaran mesjid di alun-alun. Banyak barang yang dapat dibeli dengan harga murah, namun kualitas masih bisa dibilang bagus. Di sinilah jadinya membeli beberapa buah tangan untuk dibawa pulang ke kampong halaman.

Meski tak juara dalam lomba, namun perjumpaan kali ini cukup mengasyikkan. Di kompetisi yang berbeda kami kembali lagi ke kota Ini. Kali ini bersama dua teman yang lainnya terpilih menjadi Finalis dalam Electrical Engineering Award 2009. Kami masuk dalam 5 besar dan memperoleh kesempatan presentasi dihadapan para finalis, juri dan peserta dari berbagai kota. Meski hasilnya tak cukup memuaskan, namun rasa syukur sudah bisa kembali ke kota ini. Kali ini berkunjung ke pasar minggu pagi dan berkunjung ke kebun binatang untuk pertama kalinya.

Dipanggil untuk tinggal selama beberapa pekan di Bandung, saya pun kembali ke sana untuk mendapatkan coaching dalam rangka memperkuat fondasi ilmu untuk megembangkan organisasi yang baru ekspansi di Makassar. Di sinilah saya benar-benar merasakan betapa indahnya Kota Bandung ini. Bahkan saya merasakan telah tinggal lama di sini.

Orang-orang yang ramah dan suka menolong. Saya pun bisa pergi kemana-mana sendiri dengan kendaraan umum seakan tinggal di kota sendiri. Kadang kala menikmati pemandangan kota dengan berjalan kaki dari suatu  tempat ke tempat lain. Suasana nyaman tanpa rasa takut bepergian sendiri ke Mall, pasar, alun-laun, dan beberapa tempat lainnya.

Kalau dulu tinggal lebih lama lagi, mungkin saya akan menjajaki dan hafal jalan-jalan ke beberapa tempat wisata seperti lembang dan lain sebagainya. Sayangnya tak bisa tinggal lama. Sepulang dari sini, harus segera mengerjakan PR dari hasil coaching yang didapat.

Terima kasih untuk semua teman yang telah mengenalkan Kota ini. Kalian adalah bagian dari ingatan masa lalu yang indah. Terima kasih pula ingin menjadi teman dari seorang pemalu di masa lalu, meski sekarang masih pemalu. Bagaimana dengan kalian? Adakah memori spesial yang tertinggal di Kota ini? Yuk berbagi ingatan indah di masa lalu.

Tulisan ini tema pengganti yang diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day14

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Barombong,

4 Desember 2018, 3:50PM!

Rabu, 28 November 2018

,
Bismillahirrahmanirrahim

….
Guruku Tersanyang
Guruku Tercinta
Tanpamu Apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku Terima kasihku
….

Tanggal 24 November 2018 lalu di SDN Katanka Makassar, diri ini berkesempatan untuk sharing dalam kegiatan Nulis Bareng Sobat. Kegiatan ini merupakan voluntary work dari Sobat LemINA. Lembaga ini merupakan NGO dibawah LemINA yang merupakan seingkatan dari Lembaga Ibu dan Anak. Sobat LemINA sendiri merupakan relawan anak.

Dalam kegiatan Nulis Bareng Sobat, kami dituntut untuk memberikan materi tentang literasi atau kepenulisan. Materinya dimulai dari pengenalan, penggunaan huruf besar, tanda baca, paragraf deskriptif, penulisan surat, pembuatan majalah dinding, imbuhan, hingga …

Kali ini, saya bertanggung jawab untuk membawakan materi tentang imbuhan. Awalnya cukup kekurangan ide. Kira-kira bagaimana caranya supaya anak-anak ini tetap fokus di jam-jam kritis. Beberapa waktu lalu ketika saya berkunjung di kesempatan lain, anak-anak ini cukup energik untuk berlari kesana – kemari. Kadang kala meneriakkan untuk segera pulang, karena memang kegiatan ini dilakukan setelah pulang sekolah pada pukul 11.30 WITA.

Malam sebelumnya, saya mendengar sebuah lagu berjudul “Guruku Tersayang”. Inspirasi pun datang untuk menarik perhatian di awal pelajaran dengan menyanyikan lagu tersebut disertai gerakannya. Kemudian dilanjutkan dengan me-review lagu tersebut dimanakah terdapat kata yang menggunakan imbuhan. Lalu dijelaskan tentang imbuhan beserta contoh yang lebih banyak dan kembali ditutup dengan menyanyikan lagu bersama-sama kembali. Itulah rencana awalnya.

Namun apa yang terjadi?

Saat tiba di sekolah, langsung saja kaki ini melangkah menuju ke kelas IV yang merupakan kelas pertama sebelah kanan ketika memasuki pintu gerbang. Meski datang terlambat, tak lama sih, kira-kira 2 menit, namun mereka masih menunggu di dalam kelas. Thanks for that.

Seperti yang sudah di planning-kan, saya segera menulis lirik lagu di papan tulis dan ternyata mereka sudah lumayan hafal. Beberapa orang sudah menyanyikan lagunya walaupun diri ini belum selesai menuliskan secara full. Selepas menulis, anak-anak diajak berdiri di tempat masing-masing. Namun apa daya, mereka ingin berbaris di depan kelas. Dengan sedikit arahan mereka langsung berbaris rapih.
Kini kami bernyanyi bersama dengan gerakan yang saya peragakan. Mereka terlihat cukup antusias meski sesekali salah gerakan. Karena grogi, diri ini sempat lupa beberapa gerakan. Untung saja mereka tak menyadari, karena mereka pun tak tahu gerakannya. Kali ini selamat! Hahaha.. Kami menyanyikanya dua kali sebelum mereka bubar dan kembali ke tempat duduk masing-masing.

Saatnya memulai pelajaran! Saya menjelaskan tentang imbuhan secara umum. Apa itu imbuhan? Bla bla bla dan memberikan contoh dari kata dasar ke penambahan imbuhan hingga membuat sebuah kalimat. Mereka pun memperhatikan secara seksama bahkan sangat antusias.

Selang beberapa lama, kak Wina – salah satu relawan anak Sobat LemINA, datang untuk menemani. Meskipun awalnya aman terkendali, namun suara ini memang harus berada di level tinggi untuk dapat didengar. Selanjutnya saya pun memperkenalkan tentang awalan, sisipan, akhiran, dan awalan akhiran dari contoh-contoh yang tertulis dengan melingkari imbuhan yang ditambahkan pada kata dasar.

Saya memulai contoh dengan menyebutkan kata makan kemudian menjadi memakan, termakan, makanan.
“Apa contoh kalimat untuk memakan?” ucap saya sambil melihat kea rah murid-murid yang mengerutkan sedikit dahinya.
“Saya kak, adik memakan ayam.” Ucap salah seorang diantaranya sambil menaikkanka satu tangan. Yang lain pun juga ikut-ikutan seperti memakan nasi, adik memakan bakso, dan lain sebagainya.

Contoh lainnya adalah kata getar menjadi gemetaran. Seperti sebelumnya mereka pun membuat sebuah kalimat.
“Gempa bumi kak” ucap seseorang di bangku keempat bagian belakang baris ke-2.
“Bumi meledak” kata seorang anak perempuan yang sedari tadi diam-diam saja. AKhirnya mereka membuka suara. Mendengar jawaban mereka, ingin rasanya diri ini tertawa. Masih banyak ucapan lainya yang tak bisa disebutkan satu persatu. Intinya ada sedikit kesalahan perspektif.

“Ayo coba lagi buat kalimat yang ada kata gemetaran” ucap saya kembali.
“oh, saya tahumi kak. Adik saya gemetaran karena dingin” teriak seorang murid dibagian depan.
“Ya, betul sekali” kata saya sambil menuliskan kalimat itu di papan tulis.
 Akhir penjelasan kami pun meneriakkan bersama kata-kata berikut.
“Jadi awalan itu berada dimana?” tanya diri ini pertama kali. “Awalan berada di depan” ucap mereka secara serempak dan kompak.
“Sisipan berada di?” lalu mereka menjawab “di tengah”. Kemudian diakhiri dengan “Akhiran di?” bersama mereka berteriak “di akhir”.

Huffftttt

Agak lelah ditemani keringat karena udara panas siang hari. Walau berjalan cukup baik, sesekali penjelasan terpotong beberapa detik karena kalimat berikut. “Kak, saya ijin ke toilet” atau “Kak, saya ijin ke WC”. Jika dihitung-hitung mungkin ada 7 orang yang melakukan hal yang sama secara bergantian.
Kali ini, kami memasuki sesi kata keren dari awalan, sisipan, dan akhiran. Tahukah kalian kata keren dari ketiga hal tersebut? Tidak tahu? Jangan khawatir saya akan membaginya dengan kalian. Jadi, kata keren dari awalan adalah prefiks, sisipan sama dengan infiks, sementara akhiran adalah sufffiks.

Namun tantangan kedua pun datang, saat menuliskan nama keren itu di papan tulis sambil menyebutkan namanya, anak-anak mulai mondar mandir dan terlihat tak memperhatikan apa yang saya katakana. Meskipun beberapa orang sedang mencatat apa yang ada di papan tulis, namun suara beberapa orang lainnya meredap suara rendah dari diri ini. Untung saja ada kak wina.

Beliau pun mengambil alih sementara untuk mengembalikan fokus anak-anak, sementara saya melanjutkan menulis di papan.
“Yang dengar kak Wina, pengang kepala” sambil memegang bagian tubuh yang disebutkan. Anak-anak tiba-tiba menuju ke tempat duduk dan terlihat tenang kembali di tempat duduknya satu demi satu.
“Yang dengar kak Wina, pengan hidung” ucapnya lagi. Mereka mulai mengikuti gerakan yang dimaksudkan. “Yang dengar kak Wina, pegang telinga” semua mulai antusias mengikuti hingga terakhir sedikit dikecohkan dengan “Yang dengar kak Wina, pegang hidung” semetara kak Wina memegang kepala. Anak-anak sedikit heran dan tertawa. Intinya seperti itulah.

Berkat beliau, keadaan kembali terkendali. Anak-anak kembali memperhatikan apa yang saya ucapkan sambil bersama-sama menyebutkan kata-kata keren dari apa yang tertulis di depan mereka. “AlhamdulillahThanks kak Wina, you are my hero today” ingin rasanya mengucapkan ini namun apa daya hanya bisa dalam hati. Semoga tersampaikan lewat tulisan ini.

Nah, setelah semua kelelahan ini. Waktunya bagi mereka untuk mencari sebuah kata dan memberikan imbuhan serta contoh kalimatnya. Mereka dapat mengambil dari buku ataupun dari sumber mana pun asalakan tidak sama dengan contoh yang ada di papan tulis. Mereka harus menulisnya dalam selembar kertas yang sudah disediakan. Di balik kertas tersebut terdapat materi yang baru saja diajarkan agar dapat dibawa pulang dan dipelajari kembali di rumah.

Kegiatan ini sangat membuat mereka bersemangat. Murid-murid mulai berebutan untuk meminta kertas, lalu menuliskan contoh mereka. Bagi yang benar akan mendapatkan nilai 100 plus tandatangan saya. Hahahahaha, bercanda (^^) tapi ada lho yang minta tandatangan beberapa orang. Berasa jadi artis sesaat setiap kali ada yang meminta tandatangan di luar pekerjaan.(^^) Apalagi anak-anak mengantri dan berteriak “saya, saya” untuk meminta nilai. Jika belum tepat, maka dijelaskan kembali dan mereka harus mengulang hingga selesai.

Oh iya teman-teman, sedikit tips bagi kalian yang ingin membagikan kertas atau apapun itu dan kemudian harus menjelaskan sesuatu tentangnya. Ada baiknya kalian menjelaskan dulu isi kertas tersebut atau apa yang harus dilakukan dengan benda-benda tersebut sebelum membagikannya. Ini berguna, agar mereka sudah mengerti dengan apa yang harus dilakukan sebelum fokusnya berada pada kertas tersebut dan tak lagi memperhatikan apa yang kalian sampaikan.

In case, kalian langsung membagikan tanpa mejelaskan terlebih dahulu. Istilahnya sudah terlanjur basah, kalian bisa menggunakan tips selanjutnya. Kalian dapat member arahan untuk mengangkat kertas di atas kepala, jika itu kertas. Hal ini dilakukan untuk membuat fokus mereka kembali kepada kita dan mengecek apakah semua sudah mendapatkan kertas yang bersangkutan. Sebelum menurunkan kertas dan melanjutkan pekerjaan, tanya kembali apa yang harus mereka kerjakan. Jika mereka dapat menjawab maka kita bisa berasumsi bahwa mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan.


Yeah! Cukup sekian cerita kali ini. Huffttt.. ternyata cukup panjang juga ya! Tak apalah, ini hanya sekedar sharing tentang aktifitas menghadapi anak SD di dalam kelas. Semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Karena tanggal 25 November adalah Hari guru nasional maka mari kita ucapkan Selamat Hari Guru Nasional. Terima kasih atas jasa-jasamu wahai Guruku Tersayang. Mari bernyanyi bersama untuk guru kita tercinta.

Lirik Lagu Guruku Tersayang
Cipt. Melly Goeslow

Pagiku Cerahku
Matahari bersinar
kugendong tas merahku 
di pundak

Selamat pagi semua
kunantikan dirimu
di depan kelasmu 
menantikan kami

Ref :
Guruku Tersayang
Guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku

Nyatanya diriku
Kadang buatmu marah
Namun segala ma'af
Kau berikan

Sebelum pulang, anak-anak kembali berbaris dan kami pun bernyanyi dan menari bersama-sama. Mereka bahkan meminta dua kali. Thank you so much guys for an amazing day. Yang ingin mempraktekkan lagu tersebut, dapat mendowload lagu Guruku Tersayang di YouTube.



Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Antang,

28 November 2018
1:58 AM

Kamis, 02 Maret 2017

,
Bismillahirrahmanirrahim

Malam itu saya berdiri di depan sebuah rumah makan. Di kiri saya adalah pintu masuk sekaligus pintu keluar rumah makan tersebut. Kala itu saya menengok ke arah kanan. Mata saya terus mencari-cari sosok orang-orang yang akan saya temui. Seketika saya menengok ke arah kiri. Terlihat beberapa orang yang masuk. Kemudian ada lagi yang keluar. Kadang dua hingga tiga orang masuk bersamaan selanjutnya satu hingga serombongan orang keluar dari pintu. Pertanda tempat ini cukup ramai pengunjung.

Dahi ini makin lama makin mengkerut. Saya pun mulai menggerak-gerakkan badan dan kaki sambil menekan tombol call dilayar HP. Mata ini terus melihat ke arah kanan masih mencari-cari orang-orang tersebut. Dalam hati pun saya berkata “Duh.. kenapa lama sekali?”. Sesekali saya menghela nafas panjang, mengsilangkan kaki, dan menelfon kembali jika tak di angkat.
Dari kejauhan saya sudah menemukan sosok yang dicari-cari. Mereka menuju tempat parkir yang jaraknya sekitar lima meter ke kanan dari tempat saya berdiri. Saya pun membalik badan dan menunggu mereka di depan pintu. Huftt… Dahi ini kembali berkerut.

“Kenapa biar di parkiran lama?” kata saya dalam hati. Saya benar-benar dongkol harus menunggu sekitar 30 menit. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakak saya kali ini. Ingin rasanya saya berteriak “LAMAAAANYA…” tapi apa daya saya hanya seorang adik yang mencoba menyenangkan hati kakaknya malam itu. Saya kembali menekan tombol call di HP. Kali ini kakak mengangkatnya.
“Hallo. Kakak dimana maki?” kata saya dengan logat khas Makassar.
“Di parkiran” ucapnya.

“Saya di depan pintu mi nah. Ke sini maki” kata saya lagi lalu menutup telfon.
Hmm.. tapi akhirnya saya bilang juga “Kenapa lama sekali?” ketika salah seorang kakak saya sudah menghapiri di depan pintu. Dia hanya berkata “Putra (nama kemenakan saya) singga berwudhu dulu di parkiran” sambil tersenyum. Hati saya pun luluh ketika mendengar ucapan itu.

Akhirnya, saya dan empat orang lainnya yang terdiri dari dua kakak dan dua kemenakan saya berkumpul di depan pintu. Kami pun masuk melalui pintu dan langsung belok ke kiri. Lalu berjalan lurus sekitar empat meter. Kami melewati beberapa deretan kursi di sebelah kanan dan kiri.

Ketika melewati sederetan kursi di lantai satu. Terdengar suara-suara tawa. Sesekali terdengar suara percakapan orang-orang yang berkumpul di kursi-kursi itu namun hanya terdengar samar. Setelah melewati sederetan kursi, kami pun belok kiri menuju tangga sekitar dua meter. Setelah itu belok kanan menaiki tangga pertama. Lalu belok kanan lagi menaiki tangga kedua. Taraa.. sampailah kita di lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, kami berusaha mencari tempat terbaik untuk duduk bersama. Sementara itu, kemenakan saya lari kesana-kemari memutari deretan sofa hijau yang tertata rapih di bagian tengah. Sementara ada beberapa kursi juga di sebelah kiri dan kanan yang berjarak sekitar satu meter dari kursi hijau itu. Deretan sofa itu berjumlah sekitar enam meja persegi panjang dengan 2 sofa panjang di bagian panjang meja dan dua sofa pendek di masing-masing meja yang di tata layaknya meja makan. Ukurannya sesuai dengan panjang dan lebar meja.

Kami pun memutuskan untuk memilih sofa urutan keempat. Tidak ada yang special dari pemilihan ini. Langsung saja saya duduk di tempat itu dan kakak saya hanya mengikutinya. Kemenakan saya masih saja tak bisa tenang. Sesekali ia menuju duduk di sofa panjang di depan saya atau duduk di sofa meja lain.

Oh iya, sebelumnya saya berkata bahwa malam ini saya ingin menyenangkan hati kakak-kakak saya. Jadi, saya dan kakak-kakak saya Alhamdulillah memiliki kebiasaan saling berbagi satu sama lain dalam hal rejeki. Jika salah seorang diantara kami memiliki rejeki lebih maka kami pun akan saling berbagi. Entah itu makan bersama di rumah atau di luar, ke pantai, bermain bersama di pusat permainan bersama kemenakan-kemenakan saya, atau sekedar berkumpun bersama dirumah sambil nonton dan makan makanan ringan. Bagi kami, bukan masalah berapa banyak yang dapat kami bagi namun lebih kepada keinginan untuk berbagi. Jadi sebenarnya dimanapun tempat berkumpul kami takkan pernah menjadi masalah. Berkumpul bersama sambil berbincang-bincang tentang kehidupan sehari-hari adalah salah satu rahmat tiada tara dari-Nya.

Akhir pekan kali ini pun menjadi salah satu momen berbagi kami. Selang 20 menit kemudian kakak saya yang ketiga pun datang bersama sang suami. Setelah mereka duduk, kami pun memesan makanan. Raut mukanya agak cerah dan dia nampak bahagia malam itu. Ternyata mereka berdua baru saja mengunjungi gerai HP. Sebuah smartphone baru kini berada di tangannya.

“Cieee.. Ciee.. HP Baru” ucap kakak saya yang duduk di sofa kecil samping kanan saya. Saya juga ikut-ikutan mengucapkan hal yang sama untuk menggoda kakak ketiga saya yang duduk di samping kiri saya. Ia pun menyerahkan HP baru kepada saya.

Seperti biasa, ketika ada HP baru kami akan langsung mencoba kamera yang ada. Saya dan kakak –kakak berfoto bersama. Tak lupa juga untuk selfie-selfie bersama. Sementara kemenakan saya masih saja berlarian kesana kemari. Kadang kami mencarinya sesekali.

Selang lima belas menit, makanan pun datang. Aroma makanan membuat perut saya berbunyi. Kami pun langsung melahap hidangan pizza yang sudah berada di atas meja ditemani dengan alunan lagu. Alunan lagu itu berasal dari lantai satu bercampur dengan suara-suara cekikikan sesekali dari enam orang yang duduk di kursi sebelah kiri kami.

Canda dan tawa malam itu pun sangat saya nikmati. Untung saja kelakuan berebut makanan tidak keluar. Kadang jika ada makanan kami akan saling berebut. Hehehe.. begitulah sedikit kisah dari saya dan sebagian kecil kelakuan jika berkumpul.

Saya sangat bersyukur atas kesempatan berbagi malam itu. Walau hanya sebagian keluarga yang berkumpul, paling tidak kekosongan dan kerinduan hati ini perlahan terisi kembali. Senyum kembali mengembang dan pikiran dapat kembali bekerja dengan lapang. Terima kasih atas nikmat yang tiada tara ini. Semoga kita bisa menikmati saat seperti ini dilain waktu. Intinya! Selalu bersyukur atas apa yang Allah swt. berikan karena Dia mencintai orang-orang yang bersyukur.
Satu lagi, jangan lupa berbagi rejeki khususnya kepada keluarga. Karena keluarga salah satu harta yang sangat berharga selain teman yang baik. Smile 

Alhamdulillahirabbil`alamin
Makassar-BTP, 2 Maret 2017

Kamis, 16 Februari 2017

,
Bismillahirrahmanirrahim


Susana cafe malam itu cukup seru. Disana sedang berlangsung kelas menulis Kepo. Ini adalah kelas pertama kami setelah kelas perdana pekan lalu. Materi pertama kala itu adalah tentang ide, sudut pandang, dan kerangka tulisan. Kami dijelaskan bagaimana menemukan dan mengembangkan ide, bagaiamana melihat sudut pandang, dan bagaimana menyusun kerangka tulisan. Kelas berjalan begitu lancar. Setelah penyampaian materi kami pun diberikan tantangan menulis tulisan singkat tentang satu orang yang sama sebagai subjek tulisan.

Minggu, 15 Januari 2017

,
Bismillahirrahmanirrahim

Malam pergantian tahun baru telah tiba. Satu hal yang paling menyesakkan hati adalah saya harus menghabiskan malam itu di tempat kerja. Maklumlah tempat kerjaku seperti halnya dengan rumah sakit dimana sistemnya shift-shift-an dan harus stand by. Apalagi pergantian tahun baru ini agak rawan kriminal sehingga penjagaan di tempat kerja harus benar-benar siap. Walau begitu saya berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa. Saya pun berusaha mengisi waktu jaga dengan membaca buku atau sekedar bercakap-cakap dengan orang sekitar.


Sebagai pekerja sosial di salah satu NGO (Non-Goverment Organization), saya cukup menikmati pekerjaan ini. Di sini saya bisa membantu banyak orang dan bisa lebih berguna. Apalagi jika dapat membuat orang-orang di sekitar saya tersenyum. Kebahagiaan pun datang dengan sendirinya. Saya paling bahagia ketika dapat membantu orang-orang di tempat saya bekerja, jika tidak dapat membantu saya sedapat mungkin berusaha untuk tetep menyemangati dan memberikan senyum terbaik. Karena senyum adalah sedekah. Senyum tulus akan sampai ke hati. Itu yang saya percayai.

Detik-detik pergantian tahun pun hampir tiba. Saya masih duduk di kursi jaga sambil memegang HP. saya sedang menikmati waktu bermain game yang ter-download di HP saya. Awalnya saya kurang tertarik untuk menikmati kembang api dan tetap berada di dalam ruangan. Namun, suara petasan yang kian lama kian terdengar membuat saya berdiri melangkah pergi untuk melihat kembang api. Awalnya agak kecewa ketika di depan tempat kerja saya tak dapat melihat apapun. Beberapa waktu kemudian, saya dapat melihatnya dengan mengarahkan pandangan de sebelah kiri. Kali ini benar-benar terlihat jelas.

Kembang api pun meletus satu persatu. Indah terlihat walau tak banyak. Bunyi-bunyi sorak kawan-kawan juga turut meramaikan. Ucapan " Selamat tahun baru" juga terdengar. Sesekali saya memperhatikan sekelilingku. Banyak diantara orang-orang yang bersamaku juga menikmati pemandangan ini. Terlihat wajah-wajah senang menyelimuti suasana malam yang meriah.


Sekitar pukul 00.30, saya kembali masuk ke dalam tempat kerja yang kerap disebut sebagai shelter. Maaf saya tidak dapat mengungkapkan jelas tentang tempat ini. Namun yang pasti, tempat ini adalah tempat dimana terdapat banyak ladang pahala jika dilakukan dengan penuh keikhlasan tanpa keluhan. Saya kembali masuk dan segera menuju meja panjang yang berada di loby lalu menuju ke tangga yang tak jauh dari meja itu. Cukup melangkah sebanyak 5 langkah ke kiri. Kemudian menghadap ke kanan, lurus, dan kita akan mendapatkan tangga di samping lift yang tidak terpakai. 

Saya pun menaiki tangga dan langsung menuju kamar di lantai 2. Jika sampai di lantai 2 tinggal belok kiri, dan tadaaa.... kita pun akan berada di depan kamar 201. Ini kamar khusus untu para social worker perempuan. Disanalah kami menghabiskan malam untuk stand by jika ada kejadian emergency. Saya sudah sangat lelah dan akhirnya terlelap diatas kursi sofa yang berfungsi sebagai kasur.

Ke-esokan harinya, di awal tahun yang cerah saya bangun pagi-pagi dan kembali ke rumah. Sampai di rumah tak ada juga makanan. Entah apa yang saya lakukan ketika itu. Tiba-tiba saya mendapatkan kabar dari teman. Beliau baru balik dari Umrah. Subhanallah.. Mau jugaa Umrah.. 
Kami pun bertemu dan berbincang-bincang. Beliau sangat menikmati waktunya disana, waktu dimana dia tidak memusingkan masalah pekerjaan, waktu dimana dia beribadah kepada Allah swt. 

Dari pertemuan itu, saya mendapatkan sedikit inspirasi dan motivasi. Sambil makan bakso, saya juga berbincang-bincang dengan saudara beliau. Ia bertanya tentang pekerjaan saya. Saya pun menjelaskan panjang lebar, namun maaf tak bisa saya jelaskan di sini.

Usai itu, saya pun menuju ke tempat janjian lain. Seharusnya saya ke sana sejak tadi, namun waktu bersama ija-chan tidak dapat di lewatkan. Untungnya teman saya sudah janjian dengan orang lain juga sebelumnya sehingga saya pun tak perlu khawatir untuk datang telat. Maaf yaa kakak :(

Motor ini pun melaju dengan standar kecepatan rata-rata 40-50 km/jam. Untunglah di awal tahun baru ini hujan tak datang di siang hari. Sebelum-sebelumnya, tanggal 1 januari akan menjadi tanggal dimana hujan turun dengan derasnya. Saya masih teringat beberapa tahun yang lalu hujan awet dari pagi hingga malam menjelang. Kali ini jalanan pun aman terkendali, macet pun tak saya rasakan.

Akhirnya sampai juga di tempat tujuan setelah sebelumnya sempat terlewat. Sebuah Cafe yang lumayan terkenal di daerah Jl.Hertasning adalah tempat itu. Di sana berbagai hidangan ala cafe dapat dinikmati utamanya kopi. Saya pun memarkirkan motor di depan cafe dan menaiki tangga menuju pintu masuk. Ketika masuk mata saya mulai jelalatan mencoba mencari sang teman. Mata saya langsung tertuju kepada dua wanita yang sudah duduk santai di bagian depan paling ujung sudut kiri dari pintu masuk. Mereka terlihat diam-diam dan sibuk dengan gadget masing-masing. Saya pun berjalan dengan pelan dan perlahan-lahan untuk mengagetkan mereka. Soalnya mukanya serius semua. Tapi yah.. usahanya Gatot alias gagal total. Mereka tak kaget sama sekali. wkkkk 

Tak lupa untuk selalu tersenyum. Saya pun menikmati waktu bersama mereka. Saya mencoba membantu perpindahan domain untuk blog seorang teman yang baru saja membeli domain. Saya sangat antusias dengan kegiatan ini karena ini berhubungan dengan blog dan saya pun dapat belajar dengan membantunya. Senang rasanya bisa berada ditengah-tengah mereka. (Tapi bukan jadi orang ketiga kan? hmmmm... gimana yaa... pastilah saya jadi orang ke-3 yang datang.. :) )

Terima kasih untuk waktunya yang bermakna
Ada satu hal yang paling menyenangkan dan membuat kami tertawa bersama. Kala itu setelah perpindahan blog berhasil dari blogger menjadi domain baru.. yeahhhhh.. akhirnya iseng-iseng kami mengkepoi tulisan awal-awal ketika mulai nge-blog. Tawa lepas tak dapat dihindarkan. Maklum tulisan-tulisan diawal itu agak lebay, puitis, dan memang masih belajar. Ditambah lagi, yang membaca pun menambahkan ekspresi ketika membacanya yang membuat diri ini tak sanggup menahan tawa. Hmmm... bisa dibilang tulisannya masih seperti ini sih. #eh (berarti tidak ada peningkatan dong?) *Hanya bisa tersenyum :D*

Saya benar-benar merasa bahagia hari ini. Ini adalah hadiah kebahagiaan di awal tahun. Semoga kebahagiaan dan kehangatan pertemanan ini senantiasa awet dan tak lekang oleh waktu. Suka.. Suka.. Suka.. sekali. Baru kali ini saya benar-benar tertawa lepas dalam kebahagiaan. Lebay kedengarannya memang, tapi itulah kenyataannya. Alhamdulillah.. terima kasih teman telah menjadikan waktu ini bahagia dan penuh makna. 


Alhamdulillahirabbil`alamin
Makassar-Shelter Latimojong, 
13 Januari 2017

#CatatanAwalTahun-1 Januari 2017

Kamis, 05 Januari 2017

,
Bismillahirrahmanirrahim

Design by ev
Tak terasa 2016 sudah berlalu. Banyak hal terjadi. Canda tawa suka duka dan ceria berbaur menjadi satu ingatan penuh makna. Ingatan-ingatan bahagia dalam kebersamaan sangat patut di kenang dalam sebuah potret yang akan meninggalkan sejarah hidup. Inilah ingatan tentang aktifitas blog saya di tahun 2016 lalu.

Selasa, 13 Desember 2016

,
Bismillahirrahmanirrahim

Malam ini masih dalam penjagaan. Terjaga dalam keheningan ditemani suara tv yng sedang menayankan sebuah film layar lebar "99 cahaya di langit eropa". Saya tak terlalu memperhatikan.  

Saya tiba-tiba focus kepada pesawat di dari vienna ke paris. Bukan ini daerahnya yang menjadi perhatianku. Namun perpindahan sebuah pesawat. Tiba-tiba saja saya teringat sebuah rencanaku tahun ini. Saya sungguh berusaha untuk mendapatkannya,  namun mungkin doa dan usahanya kurang kencang atau  belum saatnya  dan yang pasti belum rejekinya. 

Sekarang sudah memasuki bulan desember, saya pun tak lulus beasiswa ke luar negeri tahun ini. Saya juga belum bisa mewujudkan salah satu impian saya yakni menginjakkan kaki di negeri gingseng.  Tak terasa air mata ini menetes. Entah mengapa keinginan ini tampak begitu jauh seiring waktu. Apalagi ketika melihat teman-teman yang telah menapakkan kaki di negeri impian masing-masing. Rasa ini sedikit goyah iri sedikit menyapa namun aku tahu harus segera ditepis dan dibuang sejauh mungkin.  

Hmmmm.. Kutepis segera air mata yang sudah jatuh di pipi.  Untunglah ruangan ini gelap dan hanya disinari oleh cahaya tv dan seberkas cahaya dari lampu kamar mandi. Teman sekamarku tentu tak dapat melihat air mata yang sesaat menetes. 

Wahai hatiku.. Jangan sedih ya.. Kamu tak boleh patah harapan. Tumbuhkan keyakinan bahwa suatu saat nanti kamu akan kesana di waktu terindah yang telah disiapkan oleh Allah swt. Kuatkan keyakinan ini dan jangan menyerah. 

Hal lain yang juga belum dapat terwujudkan adalah umrah atau naik haji bersama ayah mengunjungi baitullah dan melepas rindu dengan berziarah ke makam Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Sungguh ingin sekali diri ini berkunjung menghadapMu,  lebih dekat dengan Mu, beribadah kepadaMu dengan sepenuh hati dan jiwa raga. Berserah diri kepadaMu dengan tulus ikhlas untuk mendapatkan rahmat dan ridho Mu Ya Allah.. Ya Rabb.. Hamba benar-benar ingin menjelajahi bumi menuntut ilmu menelusuri sejarah peradaban Islam dan menambah keteguhan iman hamba. Aamiinn.. 

Alhamdulillahirabbil'alamin. 
Makassar-shelter,  
13 Desember 2016



Jumat, 04 November 2016

,
Bismillahirrahmanirrahim.
You are Invited to Peeple!
IMG_20161028_101023_HDR

Asyik, kali ini dapat undangan untuk menghadiri Re-Opening Peeple, Coffee – Working Place. Ini pertama kalinya saya kesini. So, I just want to share my opinion about this place.

IMG_20161028_111042_HDR
MC – Owner – Co-owner
Dalam acara re-opening ini beberapa media diundang untuk memperkenalkan the new Peeple. Dengan konsep Peeple Get Connected yang dipaparkan oleh Owner dan Co-Owner di acara ini maka secara resmi tempat ini dapat menfasilitasi beragam kegiatan mulai dari private aktivity sampai public activity. Caranya? Tinggal kontak aja sang owner atau comment diinstagramnya Peeple.

Senin, 03 Oktober 2016

,

Bismillahirrahmanirrahim.

Ada dua tempat di berlakukannya car free Day setiap hari Ahad, yaitu di sepanjang Jalan Sudirman dan Pantai Losari. Namun kali ini saya akan bercerita tentang pemandangan di sekitar Pantai Losari yang dapat kalian nikmati ketika berkunjung ke sana di akhir pekan. 

image

Selasa, 06 September 2016

,

clip_image002Dalam acara pertemuan blogger se-Makassar kemarin, BCA melakukan sebuah inovasi bagaimana menggunakan uang dan teknologi yakni dompet digital. SAKUKU. Mba Diandra, perwakilan dari BCA mensosialisasikan tentang adanya dompet digital ini. Sebenarnya dompet digital ini sudah sangat popular di luar negeri. Misalnya saja di Korea. Di beberapa drama Korea, mereka menggunakan HP untuk melakukan transaksi pembayaran baik di supermarket ataupun mall.

Nah, kini dompet digital Sakuku besutan BCA hadir di tengah-tengah kita. Seperti namanya, Sakuku ini digunakan untuk menyimpan uang. Hanya saja jika saku yang biasa ada dikantong belakang atau depan celana kita bentuknya dapat terlihat, Sakuku ini bentuknya berupa digital yang dapat didownload di application store dan Google playstore. Tidak hanya untuk menyimpan uang dalam bentuk saldo digital, aplikasi ini dapat juga digunakan untuk membayar belanjaan ataupun makanan kita di beberapa tempat tertentu, isi pulsa, dan transaksi perbankan lainnya. Di Makassar sendiri, Sakuku dapat digunakan di beberapa tempat tertentu, salah satunya bistropolis tempat kita ngobrol.

,

clip_image002Malam rabu lalu (9 Agustus 2016), suasana di Bistropolis café di penuhi suara gaduh para blogger. Biasanya para blogger lebih banyak berkiprah di dunia penulisan. Walau begitu ketika di kumpulkan dalam acara “Ngobrol Bareng Blogger”se-Makassar, ternyata bisa rame dan seru-seruan juga. Walaupun kita bogger, tapi sekali-kali ngobrol itu perlu. Makanya, ketika diundang ke acara tersebut, saya langsung meng-ia-kan ajakan kakak senior yang telah lama berkiprah didunia blogger dan masih aktif hingga sekarang. Namanya Kak Mugniar. Diacara ini, saya duduk bersebelahan dengan beliau. Walau umur beda jauh, kelakuan pas ketumu tetap sama, alias foto-foto. Ini bukan foto selfie ya, tapi foto untuk dokumentasi blogger hehehe. Bicara tentang acara ini, pertama-tama saya membahas ketika pertama kali memasuki ruangan para blogger berkumpul, setelah mutar-mutar 3x untuk nemuin tempatnya. Finally, dapat juga. Alhamdulillah..

Nah, ketika memasuki pintu, para blogger di sambut oleh para panitia yang ramah-ramah dengan senyuman tulus (emang tau senyum tulus gimana?? Hmm.. asal terasa hingga ke hati berarti tulus deh.. udah itu aja). Di panggung sudah disungguhkan performa dari sebuah band lokal. Meski lokal, vokal belum tentu kampungan, top deh! Saya pun memutuskan duduk sebelahan sama meja MC! Biar bisa ngeliat pemateri sama MC yang kece-kece gitu (jelalatan banget matanya.. Awas.. Jaga pandangan lhooo.. (ingetin diri sendiri).. bercanda kok hehe).

Rabu, 27 April 2016

,

Bismillahirrahmanirrahim.

belajarSaya membuka catatan lama. Sebuah note kecil berisikan banyak hal. Hal-hal yang saya pelajari, perjalanan hidup, informasi beasiswa, dan informasi penting hingga tidak penting juga ada. Ini semacam menemukan harta karun terpendam. Mengapa? Karena Kata imam syafi’i, hal yang paling jauh di dunia ini adalah masa lalu. Takkan ada yang mampu merubah masa lalu walau ia baru tejadi beberapa detik yang lalu.

Oleh karenanya, catatan ini salah satu bukti sejarah kehidupanku di masa lalu. Ada hal menarik yang kudapatkan. Disana tertulis sebuah judul “Cara belajar baru”. Ini adalah hal yang saya tulis ketika saya baru saja menemukan cara belajar yang efektif. Entah ini baru bagi kalian atau tidak. Saya hanya ingin berbagi. Siapa tau saja kita ini sehati dalam belajar dan bisa menggunakannya sama-sama. Biar lebih bermanfaat.. Aamiin.

,

Bismillahirrahmanirrahim.

loseDari tadi di depan laptop. Tapi bingung mau tulis apa. Akhirnya mengambil kerjaan lain. Hmmm… Ada baiknya latihan menjawab soal test TOEFL lagi. Saya pun move on dari tempat dudukku dan meletakkan laptop di samping tempat duduk. Kulangkahkan kaki ini ke kamar tempat soal itu berada. Dengan sigap, kuambil soal-soal itu lalu menuju ke tempat semula, ruang tamu.