Bismillahirrahmanirrahim.
Awan hitam mulai nampak. Aku menuju ke rumah temanku, ija chan. Hari ini kami punya agenda khusus. Agenda makan pisang epe dan beli sepatu.
Malam itu hujan turun dengan deras. Aku tetap memaksakan diri ke rumah ija chan. Untungnya mantel biru yang membalut tubuhku sudah ku kenakan sejak tadi. Ketika hujan itu datang, aku tak lagi merasa khawatir olehnya.
Aku terus melajukan motor. Perjalanku menempuh waktu 30 menit. Aku pun sampai di rumahnya. Ibu ija chan menyambutku. Dengan senyumnya yang menghangatkan dan keramahannya membuat hati merasa nyaman. Aku memarkir motor di teras rumah. Aku pun menanggalkan mantel biru yang melekat erat di seluruh tubuhku.
Malam yang dingin. Aku masuk ke rumah. Disana terlihat seorang wanita dan laki-laki sedang bermain laptop. Mereka nampak mengerjakan sesuatu. Mereka adalah adik perempuan ija chan dan temannya.
Ija keluar dari sebuah kamar yang terletak di belakang kursi.
“Bagaimana ini hujan?” tanya ija lalu tertawa. Ia merasa lucu, karena tiba-tiba hujan turun. Bisa jadi rencana kami gagal.
“Iya… huffttt” ucapku. Aku langsung saja menuju tempat duduk yang berada di tengah-tengah ruangan. Aku meyimpan tasku dan duduk. Tempat duduk kayu tanpa bantalan itu sungguh terasa nyaman.
Hujan tiba-tiba reda. Kami pun segera berangkat. Takutnya kalau-kalau hujan lagi. Kami pun berangkat bersama. Ija mengendarai motor. Aku duduk di belakang. Sesuai pembicaraan yang sedari tadi kami bicarakan, pada akhirnya kami memutuskan membeli sepatu di MARI. Let’s go..
Beberapa menit kemudian, kami pun telah sampai ke tempat tujuan. Aku turun dari motor. Ija memarkir motor di parkiran. Kami pun melangkahkan kaki masuk ke dalam Mall.
Kami langsung menuju ke lantai 2 setelah dari Toilet. Kami pun keliling mencari sepatu.
“Ja, ini bagaimana?” tanyaku pada ija sambil menunjuk sepatu di depanku.
”hmm.. nda” ucapnya sambil menggeleng kepala ke satu kali.
Entah berapa banyak dialog ini terucap. Rasanya kami sudah berkeliling. Yang pas di hati, tetap saja yang pertama terlihat. Akhirnya kami pun kembali membeli sepatu itu. Sepatu yang kami lihat pertama kali itu menjadi tambatan hati.
“Eh, ayo lihat sepatu dan sandal yang diskon di sana.” Ucap ija chan padaku sambil menunjuk ke arah tumpukan sandal dan sepatu itu.
”ayo..”ucapku singkat. Kami pun menuju ke tempat itu. Ija chan melihat-lihat sepatu.
”Ini bagus.. Ini juga.. coba dulu” ucap ija. kalimat ini beberapa kali terucap. Rasanya kami membokar tumpukan pakaian. Ada warna dan model yang di sukai namun kekecilan. Ada lagi yang disuka namun agak cacat. sekitar 20 menit kami mencari, Aha! akhirnya dapat juga. Ija menemukan ssandal yang pas di kaki, tak kekecilan dan tak pula kebesaran serta cocok untuk kakinya yang cerah.
Selesai dengan urusan ini, kami berdua menuju pintu keluar. Ya.. Waktunya pulangggggg.
Jreng..Jreng..jreng..
Hujan deras menerpa. Kami belum bisa pulang. Kami pun memutuskan untuk makan di MCD. Rencana makan pisang epe pun gagal total. Masalahnya, untuk menikmati pisang epe harus ke pinggiran pantai losari dan sekitarnya. Hujan lebat begini tak dapat menikmatinya, ujarku dalam hati.
“kita makan di MCD saja. Mau makan apa?” ucap ija chan yang berada di sampingku.
”Hmmm… hmmm.. aku masih berpikir.
”Makan burger saja?” tanya ija lagi kala melihat menu yang terpajang.
“hmm.. boleh” ucapku singkat.
Ija mengeluarkan uang dari dompet coklat bergaris-garis putih. Aku bertugas untuk memesan makanan. Ija bertugas mencari tempat duduk.
“Mas, pesan paket hematnya 2. 1 chicken burger, 1 cheese burger” ucapku pada mas-mas yang berada di counter pemesanan.
“Mas, minumnya bisa di ganti?” tanyaku lagi.
”Apa?” tanya mas itu ulang.
“Minumannya bisa diganti?” ucapku dengan nada yang lumayan tinggi (menurutku).
“Apa mba’?” tanyanya ulang. Aku pun harus mengulang pertanyaan yang sama hingga 3 kali. Setelah selesai memesan tinggal banyar.
Usai membayar, aku masih berdiri di counter. hanya berser sedikit ke kiri. Aku menunggu makan yang harus aku bawa ke meja. Meja itulah menjadi tempat kami akan bersantai. Aku dan ija bercakap-cakap banyak hal. Kami bercakap sambil menikmati burger masing-masing. Apa lagi ada kentang goreng juga. emmm…. Maknyusssss…. rasaneee… Apa lagi gratisdn.. hehehe.. Alhamdulillah, makasih ya Ija Chan ^^
Beberapa menit kemudian, kami menuju ke pintu keluar.
“Wah! Masih hujan” ucapku dalam hati.
Karena waktu semakin larut, kami memutuskan menyewa ojek payung. Kami harus pulang. Dengan bermodalkan 1 buah payunng, kami berdua melewati genangan air ditengah derasnya hujan turun. Sekali lagi, kami harus pulang.
Perjalanan pulang ini, kami nikmati bersama hujan. Kadang hujan mengenai wajahku. Tapi tak apa. walau badai menerjang, kita tetap go on. Pembicaraan kami masih saja berlanjut hingga kami tiba di rumah. Alhamdulillah ^^
Tak sanggup untuk pulang lagi. Hujan masih turun dan malampun sudah agak larut. Aku hanya mengirim pesan ke pada kakak bahwa aku menginap di rumah temanku. Aku sedikit lelah. Ingin segera tidur. Namun, pembicaraan kami masih saja berlanjut. Hingga kami menyadari bahwa waktu semakin larut. Let’s stop. ayo tidur. Tiba-tiba telfonku berdering. Ayah menelfon menanyakan kabarku. Beliau khawatir aku belum pulang. Ternyata mereka belum membaca smsku.
“Ya, ayo tidur” ucapku. Diatas kasur empuk ini, rasanya nyaman sekali.
Hoammm… tidurrrr
Alhamdulillahirabbil`alamin ^^
Makassar, 10 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)
Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)