Senin, 07 Juli 2014

Tanda Cinta Ibuku

Bismillahirrahmanirrahim.

***

tumblr_lshhqw1GOi1r2jhvko1_400

“Assalamualaikum, Bundaaaaa” terdengar salam dari luar di setai suara kaki yang sedang berlari. Seseorang menuju ke arah wanita yang tengah berdiri di depan wastafel.
”Wa’alaikum salam, sayang” ucap wanita itu sambil tersenyum. Kini ia berada dalam pelukan wanita itu. Seperti biasa setelah pulang dari manapun ia akan mencari dan memeluk wanita itu. Wanita itulah yang dipanggil bunda oleh syfa.

“Bunda.. bunda.. siniiiiii..” ia mengajak ibu itu duduk di kursi ruang tengah yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia tampak tak sabar ingin memberi tahu sesuatu.
“Kenapa sayang?” tanya sang ibu.
”Tadi waktu belajar ngaji di mesjid, pak ustadz nyuruh syfa lanjutin bacaan al-qur’an. Tapi bunda tau kan kalau syfa belum bisa. Terus syfa geleng kepala. eh, di ketawaain sama teman-teman. Jahat kan? Syfa kan baru belajar jadi belum bias. ihhhh.. kesel…” ucapnya dengan nada yang agak kesal.
“Bunda.. ajarin ngajiii… biar syfa nga diketawain lagi sama teman syfa.” Lanjutnya lagi. Ibu itu hanya mendengarkan penuh perhatian.
”Pokoknya syfa harus bisa bunda… harus bisa. Syfa harus buktiin, kalau syfa juga bisa. pokoknya harus bisaaa…” ia melanjukan ucapaknya dengan semangat.
”Pokoknya syfa nga boleh kalah. Ia kan bunda?” lanjutnya lagi dengan tegas. Sang ibu yang ada di sampingnya hanya menganguk sambil tersenyum. Tersenyum melihat anaknya yang sedang semangat mempelajari Al-Qur’an.

“Kalau begitu, mulai malam ini syfa ngaji sama bunda ya. Bunda ajarin habis sholat magrib, biar sekalian nunggu isya. gimana?” tanya sang bunda dengan lembut dan penuh kasih sayang.
”Oke deh bunda. syfa cinta deh sama bunda.” ucap syfa sambil mencium pipi sang ibu.

Suara adzan pun berkumandang. Kini panggilannya telah datang membuyarkan lamunan syfa yang berada di dekat jendela.
“Astagfirullah…” ucapnya. Segera ia meminum air untuk berbuka puasa.
“Alhamdulillah”gumamnya. Air mata sedikit menggenang di ujung mata, namun segera ia seka. Ia pun bewudhu lalu mendirikan sholat dan berdoa. Dalam doanya ia bergumam…
” Ya Allah, apa kabar ibuku di sana? Semoga engkau mengampuni segala dosa-dosanya.” Ia mendoakan sang ibu yang kini tak lagi di sampingnya.

Usai sholat magrib ia mengambil sebuah Al-Qur’an. Ia senantiasa teringat pesan ibunya ketika akan meninggalkan desa menuju kota untuk menuntut ilmu. Tadi Ia melihat seorang anak yang membawa Al-Qur’an dan berlari menuju ibunya, membawanya dalam lamunan ketika ia berusia 4 tahun. Kala itu sangat bersemangat untuk mempelajari Al-Qur’an. Ia tersenyum.

Ia pun membuka Al-Qur’an. Sepucuk surat terselip didalamnya. Ia lalu membaca kembali surat itu. Ia sungguh merindukan sang ibu. Ketika hatinya sedih, terusik akan sesuatu. Ia akan membaca surat itu terlebih dahulu.

---

Assalamualaikum wr.wb.

Wahai anakku tercinta,

Semoga engkau senantiasa sehat selalu. Ketahuilah di manapun dirimu berada, ibu akan senantiasa mencintaimu. Ibu senantiasa mendoakanmu agar engkau berada dalam lindunganNya, dilimpahkan RahmatNya, dan agar engkau menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi nusa dan bangsa. Amin.

Waktu demi waktu akan berlalu Ibu takkan bisa selalu mendampingimu. Ketahuilah tubuh ini milik Allah swt. dan suatu saat IA akan mengambilnya kembali. Aku menitipkanmu padaNya, karena sesungguhnya engkau pun adalah milikNya. Suatu saat nanti engkau pun akan di panggilNYa.

Wahai anakku tercinta,

Ibu takkan bisa senantiasa menasehatimu. Aku memberikan hadiah Al Qur’an ini untukmu. Jadikan ia sebagai penasehatmu, cintai, baca, pahami, dan amalkan apa yang ada di dalamnya. Sesungguhnya jika engkau mengamalkan dan memuliakannya, ia akan menjadi penyelamat untukmu di dunia dan akhirat. Janganlah engkau meninggalkan sehari pun tanpa membacanya.

Ingatlah sabda Rasulullah saw. tentang kemuliaan Al-Qur’an. Ia akan menjadikanmu orang yang dirindukan oleh surga. Mencintainya = mencintai orang tua = mencintai rasulullah saw. = mencintai Allah swt. Muliakanlah agar engkau dicintai oleh Allah swt. dan berkenan membangunkan sebuah rumah di surga dan mengumpulkan kita kembali di sana.

Wahai anakku tercinta,

Walau ibu tak lagi di sisimu nanti, Ingatlah pesan ibu. Bawalah Al-Qur’an ini senantiasa bersamamu di manapun kakimu berpijak. Sungguh itu adalah bukti cinta ibu dan bapak untukmu.

Dari ibu yang mencintaimu karena Allah swt.

Wassalamualaikum wr.wb.

---

Teringat ibu.. Hatinya seakan-akan menjerit memanggil. Tangis tak tertahankan. ia memeluk Al-Qur’an itu. Ia pun bergumam “aku juga mencintaimu ibu” sambil menyeka air mata, sedikit isak terdengar.

“Ibu terima kasih. karenanya hati ini selalu tenang.” Ia terdiam sesaat memandangi Al-Qur’an yang digenggamnya. Terlihat tulisan Syamil Quran di sampulnya. “Ibu, Al-Qur’an ini cantik. Engkau sungguh tahu yang aku suka. Pilihanmu selalu terbaik untukku. Sekali lagi terima kasih ibuku sayang. Alhamdulillah ya Allah” gumamnya sambil tersenyum. Al-Qur’an itu berada dalam genggaman eratnya di dada.

****

Cerita ini dipersembahkan untuk mengikuti lomba Menulis Cerita Cinta Al-Qur’an oleh Syamil Quran.

Alhamdulillahirabbil`alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)