Selasa, 01 Juli 2014

Oleh-oleh di Malam 2 Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahim.

Sudah 3 hari tak menulis, alhamdulillah, akhirnya hari ini sempat. Sebenarnya tak tahu harus menulis apa. jadinya tak ada karya yang dihasilkan. namun sekarang harus menulis lagi. Seorang penulis harus telus menulis. Entah apapun itu, yang penting ia menulis.

Ingin memberi beberapa oleh-oleh dari bulan ramadhan ini, ketika mendengar ceramah sebelum sholat tarwih. Hari pertama, tak ada. Mesjid yang aku datangi tidak ada ceramah singkat sebelum sholat tarwih.

Jadi tak ada oleh-oleh ceramah hari itu. Hari kedua, sebenarnya ada namun mesjidnya terlalu ribut oleh anak-anak dan aku berada di bagian belakang di luar mesjid, mesjidnya penuh, sehingga tak terlalu kedengaran. Namun satu hal yang aku tangkap adalah jika kita menahan hawa nafsu dari yang haram karena takut akan azab Allah swt. bisa jadi Allah swt. akan menjadikan halal untuk kita suatu saat.

Dikisahkan seorang pemuda (preman) yang ingin bertaubat, sehingga ia pun berhenti dari perbuatan mencuri dan merampok. Kini ia senantiasa ke mesjid untuk melakukan sholat. Namun, suatu hari muncul dalam hatinya untuk beraksi kembali. Ia pun mencari target untuk dirampok, pilihanya jatuh kepada rumah janda kaya. Malamnya ia pun melancarkan aksinya. Ia memasuki rumah janda tersebut. Pertama ia memasuki dapur dan membuka penutup makanan di atas meja. Matanya sungguh tergoda melihat makanan enak di atas meja yang masih tersisa. Ketika tangannya sedikit lagi menyentuh makanan tersebut tiba-tiba saja hatinya gemetar. Ia mengingat sabda Rasulullah saw. tentang larangan memakan ataupun mengambil barang yang haram. Ia pun tak jadi mengambil makanan itu. Lalu ia pindah ke ruang tengah, matanya terbelalak melihat emas di dalam lemari yang baru saja Ia buka. Sedikit lagi tangannya menyentuh emas tersebut, hatinya bergetar kembali kala mengingat sabda Rasulullah saw. Lalu ia pun menuju ke sebuah kamar. Matanya sungguh beruntung melihat pemandangan yang memilaukan, seorang janda kaya nan cantik yang ia pandangi sekarang. Sedikit lagi tangannya akan menyuntuh janda tersebut hatinya kembali bergetar mengingat sabda Rasulullah saw. ia pun duduk tersungkur. Adzan subuh berkumandang, ia pun segera keluar dan pergi ke mesjid agar tidak ketahuan.

Setelah sholat subuh, Rasulullah saw. didatangi oleh seorang wanita. Wanita itu mengatakan “Ya Rasulullah, rumahku dimasuki seseorang. Walau tak ada yang hilang, aku takut dia hanya melakukan observasi dan besok-besok bukan hanya hartaku yang di ambilnya tapi dirikupun juga”.
“Dimana suamimu?” kata Rasulullah saw.
“Aku seorang janda ya Rasulullah.” Ucap sang janda.

Alangkah jelinya mata Rasulullah saw. melihat kejadian ini. Di sudut mesjid terlihat seorang laki-laki tersungkur diam. Rasulullah saw. pun menanyainya “Wahai pemuda, siapa namamu?” Lelaki itu pun menyebutkan namanya. “Dimana tempat tinggalmu?” tanya Rasulullah saw. kembali. Lelaki itu pun menjawab.

Rasulullah saw. menanyai pemuda itu tetang statusnya dan pemuda itu pun mengatakan bahwasanya ia hanya lelaki yang tak punya pekerjaan. Rasulullah saw. pun memikirkan ide, jika lelaki ini di jadikan satpam di rumah si janda. Namun, kekhawatiran muncul, bisa saja terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Maka Rasulullah saw. memberi saran.
“Maukah dirimu ku nikahkan dengan wanita ini?” Lelaki itu pun menjawab meng-ia-kan.
“Maukah kau kunikahkan dengan pria ini?”Kata Rasulullah saw. kepada sang janda. Si janda pun terdiam. Dijaman Rasulullah saw. ketika seorang janda ditanya lalu terdiam, itu tanda lampu hijau alias yes. Dan mereka pun menikah.

Sungguh sang pemuda sangat bersyukur. Beberapa jam yang lalu segalanya adalah haram. Namun, sekarang Allah swt. menjadikannya halal karena ia mampu menahan hawa nafsunya dari yang haram. Pemuda ini menemui Rasulullah saw.
”Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang yang memasuki rumah wanita itu adalah aku sendiri. Namun ketika aku ingin mengambil barang haram itu hatiku bergetar mengingat sabdamu. Akupu mengurunkan niatku. Dan kini semuanya dijadikan halal bagiku seperti dalam sabdamu.” Rasulullah saw. tersenyum mendengar hal itu.

Ini oleh-oleh hari malam ke dua ramadhan. Semoga bisa di jadikan pelajaran dan diamalkan dalam hidup kita. Amin.

Wallahu’alambissawab.

Alhamdulillahirabbil`alamin.^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)