Bismillahirrahmanirrahim.
Hari selasa kemarin. Aku dan temanku jihad berencana akan buka bersama. kami sudah kontak-kontakan dari hari senin. Karena keterbatasan alat komunikasi alias HP yang tak berpulsa, akhirnya lewat FB-lah kami berkomunikasi. Karena FB pun ngga’ real time, jadinya balasannya agak lama juga.
Setelah berdiskusi lama kami pun menetapkan tempat berbuka puasa kami.
“jadi kita ketemu jam berapa nih?” Komenku di salah satu status yang baru saja ia update. lama tak dibalas. Hmm.. aku menunggu hingga waktu asharpun tiba. Aku mencheck kembali FB itu. namun, ia tak membalas juga. memang komunikasi kami agak susah.
Aku pun akhirnya menghubunginya lewat sms.
“ambo, punya pulsa? Pinjam HP” ucapku pada ayahku yang tengah berbaring di kasur dalam kamar. Ambo adalah panggilan lain untuk ayah di daerah bugis. Tak banyak orang yang memakainya sekarang untuk ayah. Kebanyakan memakainya untuk panggilan kakek. Tapi begitulah kami, rasanya itulah panggilan kesayangan untuk sang ayah tercinta.
“Ini” ucapnya sambil menyerahkan HPnya padaku. Aku lalu mengambilnya. Ku ketiklah pesan teks yang akan aku kirimkan padanya
Assalamualaikum. iyad, hari ini jadi toh? Kita ketemu di mari ya jam 5 atau 4.30, biar bisa ke gramedia liat-liat. Oke oke.
Ku tekan tobol send. Tiba-tiba saja muncul “Pesan tak terkirim”. Ah, mengapa? aku pun mengecheck pulsa dan masa aktifnya. Masih ada kok, gumamku. Aku pun mengirimkannya kembali. Tapi hasilnya masih tetap sama. Hmmm
“Kak, mana HP ta? Pinjam dongs!” ucapku kepada sang kakak yang baru saj pulang dari bekerja. Aku mengetikkan sms yang sama. Alhamdulillah, terkirim. Lalu sambil menunggu balasannya aku masih di depan laptop. Berharap juga menunggu balasan darinya di FB.
Tak lama sms masuk ke HP kakakku.
“Sorry kak, baru bangun. Oke deh. saya siap-siap sekarang” balasnya.
“oke sippp. Ditunggu yaahh” balasku lagi. Aku pun sangat senang. Sungguh akhirnya kami akan bertemu kembali setelah sekian lama. Ah, yes! ketemu iyad.
Waktu sudah pukul 4 lewat. Aku pun bersiap-siap dengan riang gembira. Tak lupa memasukkan barang-barang ke tas. Aku harus mengembalikan buku yang kupinjam darinya. Ini tak boleh ketinggalan.
Sekarang aku sudah siap. Tinggal berangkat. Aku pun mengendarai motor walau sebenarnya bisa jalan kaki. Tapi aku akan mengantarnya pulang karena kemungkinan kita akan pulang sekitar pukul 9 atau 10 malam.
“ambo, dimana motor di parkir?” ucapku kepada ayahku.
“oh, di dalam rumah situ” ucapnya sambil menunjukkan arahnya.
“ahhh.. nda (ngga’, red) bisaka kasi keluar” ucapku sambil memohon agar ia membantu mengeluarkan. Kami pun menuju lokasi. Ayah lalu berbaik hati mengeluarkannya untukku. Makasih ayahku sayang. Setelah itu, aku pun berpamitan.
“saya pergi dulu” ucapku sambil mencium tangannya.
“Iya hati-hati. jangan balap-balap” pesannya.
“Oke sipp. Assalamualaikum” aku pun melambaikan tangan.
“Wa’alaikum salam.” jawabnya.
Aku lalu meluncur dan berlalu pergi. Aku sangat senang mengendarai motor saat itu. Walau agak sedikit tegang. Lama aku tak mengendarainya. Motor itu agak kikuk dan kotor. Sehingga menggasnya agak berat. Hmm.. nampaknya sudah waktunya untuk di service.
kurang lebih 5 menit, aku sudah sampai di TKP. Aku berjalan masuk. Aku langsung menuju ke tempat makan. Niatnya untu mengambil tempat dan memesan makanan terlebih dulu. Ketika sampai disana sudah banyak orang. Antrianpun sangat panjang. Aku jadi tak berselera. aku pun menuju pintu depan dan memutuskan menunggunya di luar. Waktu sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Ia belum juga datang.
“hay evhy..” ucap seorang wanita yang tiba-tiba menyapa. K
“hay.. “ kami pun langsung bersalaman dan cipika-cipiki. “febi.. lama tak jumpa. APa kabar?” ucapku. Pertamanya sedikit kaget. Aku kira siapa. Ternyata teman kuliahku.
“Baik. Dehh.. adek evhyy.. bagaimana kabar?” ucapnya dengan senyuman yang tersinggung di bibir. Aku pun ikut senyum.
“Baik juga. Dari mana ini?” tanyaku.
“Dari kantorji. Sama siapa?” tanyanya padaku.
“Sendiri. Febi iya?”
“Sendiriji juga. Mauka ke KFC. Mau pesan makan dulu..” ucapnya, sepertinya ia sedang buru-buru. Namun, masih sempat menyapaku.
“Oke pade. Sanami. Saya lagi tunggu teman” ucapku.
“Oke pade sayang nah. Duluanma” ucapnya sambil berlalu pergi buru-buru. “Hati-hati” ucapku dari belakang, ia sempat berbalik dan senyum lalu pergi. Aku tersenyum. Senangnya bertemu teman lama. Hmm.. lupa ngasih tahu kalau di atas lagi full dan banyak orang di tempat itu. Karena tempat itulah yang tadi kudatangi. ah, sudahlah. Mungkin sekarang sudah tak lagi.
Aku lalu memutuskan membeli satu botol air putih. Aku membeli yang dingin. Biar pas buka bisa agak adem ayem. Takutnya juga ia datang pas waktu buka. Selesai membeli, aku kembali ke depan mall. Aku menunggu. Aku tahu kalau memang ia akan telat. Mengingat rumahnya lumayan jauh dan pasti macet.
Aku menungu sambil memperhatikan setiap jalan masuk. Jika ada perempuan berjilbab dari jauh yang memasuki kawasan mall. Aku langsung memperhatikannya dengan saksama. Siapa tahu saja itu dia. Hmm… bukan. tak jarang aku berkata itu. Kerjaku hanya memperhatikan, dan lagi-lagi bukan. Aku tak bisa menghubunginya. Maklum belum sempat isi pulsa. Di mall sini tak tahu harus isi pulsa di mana. Ku putuskan saja menunggu seperti ini.
Tiba-tiba HP berdering. Muncul nomor yang tak ku kenal. Ah, mungkin jihad. Aku pun mengangkatnya.
“Halo.." ucapku.
“Halo kak dimanaki?” Ucapnya.
“Hmm.. adaka di luar. eh, maksudnya di Mari di bagian luar” jawabku.
“kak, sorry..” perasaanku mulai tak enak. “hari ini saya baru ingat kalau harus bawa buka puasa ke mesjid. Giliranku juga yang harus mengurus buka puasa. Maaf kak” lanjutnya.
“Oh iya.. tidak papa. Tapi ke sini toh?” ucapku menahan amarah. Walau tak puasa tak ada gunanya juga marah. Toh iya juga akan ke sini. Yang aku sesalkan adalah hari ini aku akan mentraktirnya buka puasa. Paling tidak bisa dapat pahala. Tapi ya sudahlah. Toh, iya pergi untuk kebaikan.
“iya kak. saya Kesana habis ini” ucapnya.
“Oke sippp.. saya tunggu nah” ucapku. Kami pun menutup telfon.
Hahhh..
Tak lama seperti sudah buka. Orang-orang sudah menikmati minuman segar yang mereka punya. Aku pun ikut minum untuk mengobati kekecewaan.
Ku putuskan pergi ke mesjid mall di lantai 3. Disana paling tidak aku bisa membaca sambil bersandar. Punggunggku rasanya lelah. Aku pun beranjak menuju mesjid itu. Sesampainya disana, aku membawa masuk sepatu. Lalu kusimpan di rak sandal yang kosong.
Aku pun mecari-cari tempat duduk di dalam. Awalnya hanya mau di bagian luar. Tapi ketika sampai rupanya full. Walau masih punya space untuk duduk, tetap tak enak bilang sama yang punya tas. Jadinya masuk saja kedalam. Insya Allah tak apa. Kan, bukan di bagian sholat. Cuman di bagian belakang. Tampaknya memang tempat duduk untuk menunggu.
Sambil menunggu aku melanjutkan bacaan kemarin. Dari pada menunggu saja, mending baca. Jadinya waktu takkan terasa. Dan waktu pun ikut bermanfaat.
“dek, makan kue” seseorang ibu berbaik hati menawarkan kue. Nampaknya ia baru saja duduk di sampingku.
“Iya” ucapku sambil senyum dan sedikit anggukan. Sebenarnya maksudnya menolak. Tapi ia menyuruh lagi. Jadinya aku mengambil satu kue. Kumakan dengan tenang. Ibu itu sedang menemani anaknya makan kue sambil menunggu giliran sholat. Ini aku tahu setelah wanita lainnya datang dan memberikan alat sholat padanya.
Hatiku bergerumuh. Aku baru saja membaca part tentang Do Your Best! Tapi ketika memakan kue itu yang teringat adalah tentang sedekah. Dipikiranku terlintas bahwa Aggap saja ini sedekah. Lho? kok sedekah. Iya lah, dengan mengambil kue itu berarti kita sudah menyedekahkan pahala bagi orang yang ngasih.
Otakku tiba-tiba dipenuhi dengan makna sedekah. Jadi begitulah prinsip sedekah. Sedekah = saling berbagi. saling berbagi artinya sama-sama menerima dan sama-sama memberi. ketika kita memberi maka orang yang lain akan menerima, dan yang menerima pun akan memberi. memberi apa? Ya memberi pahala bagi yang menerima. Jadi jangan pernah takut untuk menerima karena sesungguhnya kita juga sedang memeberi. Jangan pula takut memberi karena sesungguhnya itulah yang paling baik. Tangan di atas lebih baik dari pada tangan dibawah.
Bahagianya hati ini karena saat itu aku sungguh bisa memahami makna sedekah. Segala sesuatu berawal dari niat. Jadi jika niatnya baik maka tak perlu takut. Hmmm.. makasih sama jihad. Karenanya aku bisa merasakan moment indah itu.
Tak lama Hp kembali berdering. Sepertinya Jihad. Ternyata benar.
”Hallo, kak dimana?” ucapnya.
”Hallo.. saya di atas. Di mesjid” Jawabku. “Jihad dimana?” lanjutku bertanya.
”Saya di bawah. Saya tunggu di sini saja” ucapnya.
”Okay. Tungguuuuu..” ucapku.
Aku pun segera beranjak dari tempat duduk. Kaki ini melangkah begitu saja menuju ke lantai 2. lantai dimana jihad berada. Aku melangkah dengan hati bahagia. Sebentar lagi akan bertemu teman lama.
Aku melihat sosok wanita di depan sana. Sepertinya aku mengenalnya. Aku tambah dekat dan lebih dekat. Bibir ini tiba-tiba tersenyum melihat sosok wanita berjilbab itu. Nampaknya ada yang berbeda. Ya.. penampilannya sungguh berbeda dari dulu. Sekarang ia nampak lebih anggun. Dulu yang gayanya seperti tomboy sekarang sudah memakai rok.
kami pun makan di salah satu tempat makan di mall itu. Kami bercerita sebentar. Kami mengenang masa lalu dan rencana masa depan. Setelah itu kami pun melanjutkan ke toko buku. Kami akhirnya sibuk sendiri-sendiri. Kami melihat buku yang kami sukai masing-masing. Aku bahkan larut dalam buaian penglihatan. Buku-buku yang berjejer itu membuat mataku tak ingin lepas. rasanya ingin buku itu ada di rak bukuku nanti. Amin ya Allah. Insya Allah atas izinMu segalanya bisa. Amin.
Akhirnya kami pun harus pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 lebih. Malam begini harusnya sudah ada di rumah. Melihat buku jadinya lupa waktu. Aku pun meluncurkan motor menuju rumahnya. Mengantarnya pulang karena rumahnya agak jauh dari tempat kami bertemu.
Alhamdulillahirabbil`alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)
Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)