Bismillahirrahmanirrahim.
Jam dinding itu berdetak. waktu demi waktu terus berlalu. Tak terasa sudah setahun aku menyandang jabatan sebagai vice president. Jabatan yang entah aku inginkan atau tidak. Namun apa daya, aku sudah terpilih, hanya menjalaninya adalah satu-satunya cara.
Kala itu bulan july, bulan ramadhan ketika aku terpilih. Hati ini antara senang dan ragu. Tapi semoga saja bisa. Aku mulai banyak belajar, menghadiri coaching, membaca beberapa file yang berkaitan dengan jobku nantinya. hmmmm… sungguh sesuatu yang tidak mudah. Apalah daya diri ini tak dekat pula dengan-Nya dan mengandalkan diri sendiri. Lalu apa yang aku dapat?
Setahun itu terdiri dari 12 bulan yang didalamnya antara 28 – 31 hari. Hari demi hari dilewati dengan canda, tawa, suka, cita, diawal ketika semua masih terasa baru. Ketika segalanya masih saling memahami, ketika semua masih saling mengenal satu sama lain. inilah masa-masa honeymoon kami. Waktu demi waktu berlalu. Ego muncul. Visi tak lagi sama, pengertian pun mulai berbeda. Tubuh yang kuat kini menjadi lemah tak berdaya. Rasa sakit, terlantarkan kadangkala amat terasa di sela-sela waktu yang menyibukkan. Bekerja tak lagi menyenagkan, yang ada kadang marah, sedih, tangis muncul di saat yang tak diinginkan. Inilah fase crisis yang sangat menguji ketahanan diri.
Berkali-kali berpikir untuk lari. Namun berhenti adalah rasa ketidaktanggungjawaban. Jika tak di hentikan jua pun merusak. Jadilah ia sesuatu yang sungguh terabaikan. SEgalanya menjadi serba terserah. Kata logis mungkin hanya sekali-kali atau bahkan tak ada. Konflik memang akan selalu ada. Lalu bagaimana cara menghadapinya?
Bangkit dari pembaringan melihat dunia nyata. Hmmm… saatnya untuk berbuat. Inilah satu-satunya cara untuk kembali. Mari memulai kembali. Saling memahami, saling berbagi. Kami duduk bersama, bercerita, lalu tertawa. Kembali kondisi membaik. Kesadaran akan banyaknya waktu terbuang menjadi tekad kuat untuk menyelesaikan apa yang tak terselesaikan. Semua kembali normal. Semangat itu ada.
Untuk kedua kalinya aku terjatuh dan tersungkur. Otakku kini tak bisa berpikir. Rasanya hanya satu yang bisa memahami. Lainya entah otak masih beketja tau tidak. Tapi aku yakin Ia masih disana. Hanya perlu pukulan kecil untuk membuatnya kembali seperti sedia kala. Let’s continue.
Berpikir kembali. Apa yang salah? hmm.. aku rasa itu. gumamku. Waktunya kembali. Aku rindu kala segalanya terasa mudah, kala segalanya menjadi indah. Siapa yang tak mau? Adakah? orang itu pasti butuh psikeater. Bisa jadi Gila. Benarkan?
Jika bukan aku yang memulai lalu siapa? Maka mari memulai untuk hidup lebih baru. Hidup yang lebih baik. Mencari DiriNYa yang hilang dalam diriku. Mari bekerja bersama. Otakku mulai berpikir logis. tenang.. tenang.. harus tenang.
Yes, aku menemukannya. Aku menemukanMu kembali. lalu aku jatuh cinta. Dalam perjalanan cintaku aku masih butuh banyak hal. Aku butuh ilmu, ilmu yang mampu mengenal MU. Aku butuh harapan agar hidup ini tetap ada. Lalu Aku menemukanMu kembali. Sungguh senang rasa dalam hati.
Tubuhku mulai bergerak, otakkupun mulai membaik dan senantiasa membaik. Pikiran tentangMU memanglah satu-satunya yang membuat diri terasa tenang, damai, dan haru. air mata kadang hinggap jika memikirkan diriMU. Kutepis semua rasa cinta yang lain selain Cinta DariMu dan DiriMu.
Aku senang, kini aku sudah punya pengganti. tinggal melakukan trasfer ilmu agar dirinya bisa lebih baik dariku. Agar dirinya tak perlu lagi mengalami hal sama. Kebodohan kedua akan terjadi jika itu sama. Semoga engkau bisa. Tapi aku yakin kau bisa. ya.. bisa.. bisa.. bisa.. tanamkan itu dalam otak.
Jalanmu adalah jalanmu. Jalanku adalah jalanku. jika itu beda tak apalah. Toh, kita sama-sama manusia. Satu hal penting. Pegangan kita harus sama. agar kita bisa selamat. Kini aku memilih peganganku dan engkaupun memilih peganganmu. Semoga engkau tak lupa wahai sahabatku. Semoga engkau tak lupa bahwa Ia adalah satu-satunya pegangan. Agar engkau tidak merasakan apa yang kurasa. Agar segalanya terasa mudah bagimu.
Aku sadar dan sadar. Waktu telah berlalu. Masa jabatan kini berakhir. Aku sudah mengucapkan maaf dariku. Aku tahu semua tak berjalan seperti yang kita harapkan. Tapi aku tahu yang paling utama. Maukah kau tahu?
Yang paling utama adalah pelajaran berharga. Aku menemukan hidupku dari jalan ini. Dan karenanya Aku menemukanNYA kembali. Inilah jalan yang ingin Ia perlihatkan ketika aku jauh dariNya. Sungguh aku berterima kasih atas kisah yang Ia ukirkan padaku selama 1 tahun terakhir. Kini aku mendapatkan segalanya. Berusaha dekat denganNYA. lebih dekat dan lebih dekat lagi. semoga takkan berakhir dan rasa ini akan selalu meningkat.. meningkat. Namun tetap memiliki pijakan yang kuat dan sama.
Aku menemukan teman. Aku mendapatkan keluargaku kembali. Dan paling penting aku menemukanMu kembali. Aku menemukan bahwa Engkau satu-satunya yang dapat memudahkan. Terima kasih atas apa yang Kau beri. Terima kasih teman. Terima kasih Ya Allah.
Alhamdulillahirabbil`alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)
Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)