Bismillahirrahmanirrahim.
Pernah dengan lagu “Are You Sleeping Brother John?”. Itu lho salah satu lagu anak-anak yang hits. Kira-kira lagunya seperti ini:
Are You Sleeping.. Are You Sleeping..
Brother John.. Brother John…
Morning Bells are ringing..
Morning Bells are ringing..
Ding.. Ding… Dong…
Sudah dapat nadanya belum? Sudah bisa dinyanyikan? OKay! Apa jadinya kalau anak-anak mengubah liriknya namun menggunakan dengan nada yang sama. Katanya.. Judul lagunya “Apa Janjang..”. Coba nyanyikan sejenak. Ingat menggunakan nada yang sama ya dengan lagu sebelumnya. Silahkan.. ini liriknya:
Apa janjang.. Apa janjang..
Siba’ji.. Siba’ji…
Malla’ jako paeng.. Malla’ jako paeng…
Ne.. Kauuu eee.. Ne.. Kauuu eee.. (sambil memperlihatkan kepalan tangan)”
Lirik diatas merupakan lirik dalam bahasa makassar. Berikut arti kata-katanya:
- Apa janjang artinya Apa liat-liat
- Siba’ji artinya Berkelahi
- Malla’ Jako paeng artinya Ternyata kamu takut juga
- Ne .. Kauu ee artinya Ini untukmu
Anak-anak jaman sekarang sesungguhnya sangat kreatif. Namun, apa jadinya jika kreatifitas itu malah salah arah. Oleh karenanya, diperlukan pengawasan dan pengarahan lebih oleh orang tua. Banyak diantara kita terkadang tahu untuk memarahi anak-anak karena kenakalan yang mereka perbuat. Namun, kita hanya sebatas memarahi saja tanpa adanya pengarahan. Anak-anak terkadang tidak tahu membedakan mana yang baik dan buruk. Inilah peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Anak itu butuh untuk diarahkan agar mereka bisa tahu arah. Jika bukan dari orang tua yang melakukannya, mereka akan cenderung untuk mencari arah dari lingkungan luar. Entah itu dari teman, sahabat, om, tante, tetangga, ataupun dari TV. Jika lingkungan mereka baik, maka baik pula arahnya. Jika buruk, akan dapat menimbulkan prilaku buruk juga.
Sebagai orang tua, mari kita menumbuhkan sikap pengawasah sambil mengarahkan anak-anak kita. Pengarahan dilakukan dengan menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk. Agar anak-anak tidak terlepas kontrol dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Karena pembentukan karakter awal bagi seorang anak adalah dari orang tua mereka.
*****
Sekilas kisah tentang lagu ini. Kala itu saya tengah duduk di ruang tamu beserta kakakku dan kemenakan-kemenakan. Mereka tengah bermain-main bersama. Entah apa yang mereka mainkan saya lupa. Tiba-Tiba saja salah seorang diantaranya menyanyi lagu “Apa Janjang..” dan kemudian yang lain mengikuti. Saya hanya dapat tercengang tanpa bisa berkata apa-apa. Walau saya sempat juga mengatakan “Lagu apa itu?” karena awalnya saya pun tak mengerti arti dari lagu itu sendiri.
Fuuuffttt… Pas tahu artinya, saya pun langsung mengatakan kalau itu tidak baik dan mereka terus menyanyikannya dengan suara keras. Karena saya tidak menanggapinya serius. Mereka berhenti dengan sendirinya.
Sekian.. Semoga kita dapat menjadi orang tua bijak. Aamiin.
Alhamdulillahirabbil`alamin.
Ditulis di:
Makassar-BTP-TIEC
30 Januari 2015.
Iya, karena pergaulan, anak2 bisa ikut2an begitu. Kata2 bisa diubah2 menjadi tidak baik. Tidak tahu kenapa, seperti jadi kebiasaan. Orang tua biasanya excuse. Katanya, "Mau mi diapa, ka anak2 ji."
BalasHapusBegitu juga baru2 ini mereka main petasan menjelang tahun baru dan di awal tahun baru. Bukan petasan betulan, cuma lappo2 yang suaranya keras sekali. Dimodifikasi supaya jadi kayak petasan ki. ANak2 lorong sering mainkan. Murah harganya, siapa pun bisa beli. Saya tidak tahu persis sebenarnya harganya tapi mereka tiap hari main dari pagi sampe malam, berkali2 berarti murah ji harganya.
Orang2 tuanya excuse ji .... "Maumi diapa, anak2 ji" begitu katanya.
Padahal, mengganggunya bukan main. Rasanya emosi karena dari pagi sampai malam, ndak kenal waktu. Baru dimainkan di dekat pagar rumah. Suaranya keras sekali. Kasihan orang tua yang sakit jantung atau anak bayi. Orang sehat saja bisa terkaget2 :(