Rabu, 05 Desember 2018

Memoar di Kota Bandung

Bismillahirrahmanirrahim


Beberapa tahun silam, teringat ketika pertama kali melakukan perjanan keluar kota dengan sebuah kapal laut. Bersama ke-12 teman yang lainnya, kami akan beranjak ke sebuah kompetisi nasional di salah satu kampus teknologi terkenal di Kota Bandung. Ini pula saat kali pertama diri ini menginjakkan kaki di pulau Jawa.

Kota pertama yang kami jajaki adalah Kota Surabaya, tempat kapal ini berlabuh. Sebenarnya tak sepenuhnya menjajaki. Diri ini hanya mengunjungi monument kapal selam yang tak jauh dari stasiun kereta api yang akan membawa kami menuju kota Bandung.

Rasanya tak menyangka, diri ini akan keluar kota. Sejak dulu hanya bisa melakukan sesuatu yang tak jauh dari rumah, karena keterbatasan kemampuan finansial. Namun, kali ini ada kesempatan tuk membuktikan diri melalui sebuah kompetisi.

Pandangan pertama yang melekat di kota ini adalah bangunan-bangunan tua yang atapnya masih memepertahankan arsitektur dari jaman penjajahan Belanda. Lalu, mata ini tertuju pada sebuah taman dekat kampus dan tempat kami menginap. Sebuah asrama dekat Mesjid Salman ITB. Baru kali ini berkunjung ke sebuah taman asri nan nyaman serta dingin meski terik matahari cukup bersinar.

Langkah kaki ini kemudian menuju Alun-alun kota. Rasanya di sempanjang perjalanan yang kulalui banyak outlet-outlet yang memajang baju-baju di took mereka. Waktu itu, teman saya menyebutnya Factoty Outlet. Katanya sih bajunya murah-murah dan bagus. Sempat memasuki salah satu outlet dan berakhir pulang dengan tangan kosong. Model baju dan budget belum mampu disesuaikan.

Sesampainya di alun-alun kota, berasa berada di dalam “surga” belanja. Dulu masih banyak para pedangang kaki lima yang menjual berbagai hal. Mereka berjejeran di sekitaran mesjid di alun-alun. Banyak barang yang dapat dibeli dengan harga murah, namun kualitas masih bisa dibilang bagus. Di sinilah jadinya membeli beberapa buah tangan untuk dibawa pulang ke kampong halaman.

Meski tak juara dalam lomba, namun perjumpaan kali ini cukup mengasyikkan. Di kompetisi yang berbeda kami kembali lagi ke kota Ini. Kali ini bersama dua teman yang lainnya terpilih menjadi Finalis dalam Electrical Engineering Award 2009. Kami masuk dalam 5 besar dan memperoleh kesempatan presentasi dihadapan para finalis, juri dan peserta dari berbagai kota. Meski hasilnya tak cukup memuaskan, namun rasa syukur sudah bisa kembali ke kota ini. Kali ini berkunjung ke pasar minggu pagi dan berkunjung ke kebun binatang untuk pertama kalinya.

Dipanggil untuk tinggal selama beberapa pekan di Bandung, saya pun kembali ke sana untuk mendapatkan coaching dalam rangka memperkuat fondasi ilmu untuk megembangkan organisasi yang baru ekspansi di Makassar. Di sinilah saya benar-benar merasakan betapa indahnya Kota Bandung ini. Bahkan saya merasakan telah tinggal lama di sini.

Orang-orang yang ramah dan suka menolong. Saya pun bisa pergi kemana-mana sendiri dengan kendaraan umum seakan tinggal di kota sendiri. Kadang kala menikmati pemandangan kota dengan berjalan kaki dari suatu  tempat ke tempat lain. Suasana nyaman tanpa rasa takut bepergian sendiri ke Mall, pasar, alun-laun, dan beberapa tempat lainnya.

Kalau dulu tinggal lebih lama lagi, mungkin saya akan menjajaki dan hafal jalan-jalan ke beberapa tempat wisata seperti lembang dan lain sebagainya. Sayangnya tak bisa tinggal lama. Sepulang dari sini, harus segera mengerjakan PR dari hasil coaching yang didapat.

Terima kasih untuk semua teman yang telah mengenalkan Kota ini. Kalian adalah bagian dari ingatan masa lalu yang indah. Terima kasih pula ingin menjadi teman dari seorang pemalu di masa lalu, meski sekarang masih pemalu. Bagaimana dengan kalian? Adakah memori spesial yang tertinggal di Kota ini? Yuk berbagi ingatan indah di masa lalu.

Tulisan ini tema pengganti yang diikutkan dalam #BPN30DayChallenge2018 #bloggerperempuan #Day14

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-Barombong,

4 Desember 2018, 3:50PM!

2 komentar:

  1. Wah ... Bandung emang indah Kak, kuliah dan bekerja di sana, cukup untuk menjadikan alasan kota tersebut sebagai rumah kedua saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, asyik banget kak bisa kuliah dan bekerja di sini. Nyaman banget suasananya menurutku :D

      Hapus

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)