Kamis, 16 Februari 2017

Saya dan Ingatan Masa Lalu

Bismillahirrahmanirrahim


Susana cafe malam itu cukup seru. Disana sedang berlangsung kelas menulis Kepo. Ini adalah kelas pertama kami setelah kelas perdana pekan lalu. Materi pertama kala itu adalah tentang ide, sudut pandang, dan kerangka tulisan. Kami dijelaskan bagaimana menemukan dan mengembangkan ide, bagaiamana melihat sudut pandang, dan bagaimana menyusun kerangka tulisan. Kelas berjalan begitu lancar. Setelah penyampaian materi kami pun diberikan tantangan menulis tulisan singkat tentang satu orang yang sama sebagai subjek tulisan.

Katanya setiap orang akan memiliki sudut pandang yang berbeda-beda bergantung pengalaman dan kreatifitas si penulis. Hal ini pun terbukti ketika tantangan berakhir dan kami membaca tulisan kami satu persatu dimana terdapat perbedaan sudut pandang tiap orang dan disinilah keseruan itu tercipta. Canda dan tawa hadir setiap kali ada hal-hal menggelitik disela-sela kelas. Yah, begitulah kelas kami.
Di akhir kelas kami akan selalu diberikan tugas. Namanya kelas menulis maka latihannya pun pasti harus menulis. Tugas kali ini adalah menuliskan tentang benda yang disukai ataupun berkesan. Ketika tugas ini pertama kali di ucapkan, ingatan-ingatan masa lalu kembali muncul walaupun samar-samar. Hal pertama yang muncul di benakku adalah benda masa kecil yang sangat kusukai. Benda itu adalah pemberian pertama dari ayah yang selalu kubawa kemana-mana.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9.20 malam, kelas usai, dan saatnya untuk pulang. Malam ini saya ada jadwal shift di tempat kerja. Usai kelas saya pun meluncur ke tempat kerja bukan pulang ke rumah. Sesampainya di tempat kerja, saya langsung menuju ke ruang perpustakaan. Disanalah saya akan menghabiskan waktu malam ini.

Di perpustakaan shelter, teman-teman lain sudah menunggu. Rencananya malam itu kami akan membuat dekorasi untuk acara Art Day dua hari ke depan. Namun karena bahan-bahan belum lengkap, akhirnya kami pun tidur saja. Jam 24.00 saya harus finger print sebagai tanda masuk jadwal jaga malam, sementara waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Akhirnya saya memutuskan untuk mengisi waktu dengan bermain bulutangkis bersama seorang teman. Di sebuah taman-taman hijau yang lumayan luas di tengah-tengah shelter (sebutan tempat kerja saya) permainan itu pun berlangsung. Sambil bermain sambil berbincang-bincang, tak terasa 1 jam berlalu dan kini rasanya saya bisa tertidur dengan nyenyak setelah finger print namun tetap harus stand by ditempat untuk berjaga jika ada kejadian emergency tak terduga tiba-tiba.

**

Pagi menjelang, saya terbangun dengan kaget. Segera saya beranjak dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Usai melaksanakan sholat, saya kembali merebahkan badan dan harus bangun untuk finger print lagi sebagai tanda berakhirnya jadwal jaga pukul 8 pagi.

Ingatan tentang tugas kelas selalu terbayang-bayang. Terngiang di benak saya sebuah boneka panda yang memiliki ekor pendek yang membuatnya dapat duduk. Saya masih ingat saya mendudukkannya di depan saya. Saya juga mengajak iya bermain dan berbincang-bincang. Jika ada yang menyentuhnya, saya akan menangis. Jika tidur akan saya peluk atau saya simpan di dalam lemari kaca. Betapa saya sangat menyayangi boneka panda itu.

Hal yang paling menyedihkan adalah ketika ekornya terlepas. Betapa menangisnya saya meraung-raung di depan ibu. Seingat saya ibu ngambilnya waktu itu. Tapi kemudian ekor tersebut hilang dan boneknya tak lagi bisa duduk. Saya kembali menangis. Saya pun tak ingin lagi bermain dengannya. Dia tak indah lagi untuk dilihat. Dia tak lagi sama. Saya pun kadang menendang-nendangnya seperti sebuah bola di dalam rumah.

Itu sedikit masa kecil saya yang masih saya ingat hingga sekarang. Dulu saya penyuka boneka panda, kini saya tak lagi suka ada boneka yang diletakkan di kamar saya. Meski demikian saya masih suka jika melihat boneka orang lain. Saya masih suka memeluk boneka namun takkan pernah saya letakkan di bagian kamar manapun di rumah. Jika ada akan saya masukkan dalam sebuh kardus dan tersimpan rapih di dalam tanpa perlu dipajang. Saya juga masih suka melihat gambar-gambar panda apalagi jika bisa melihat panda secara langsung. Saya benar-benar sangat berharap dapat melihat panda secara langsung suatu saat nanti. Semoga ya Allah. Aamiin :D 

Alhamdulillahirabbil`alamin.

Makassar-Shelter

15 Februari 2016

2 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih kak qiah :D tulisan ini banyak sekali koreksinya dan disuru menulis ulang dan sukaka dikoreksi menjadi lebih baik walaupun kadang-kadang nyesek TT

      Hapus

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)