Bismillahirrahmanirrahim
Susana
cafe malam itu cukup seru. Disana sedang berlangsung kelas menulis Kepo. Ini
adalah kelas pertama kami setelah kelas perdana pekan lalu. Materi pertama kala
itu adalah tentang ide, sudut pandang, dan kerangka tulisan. Kami dijelaskan
bagaimana menemukan dan mengembangkan ide, bagaiamana melihat sudut pandang,
dan bagaimana menyusun kerangka tulisan. Kelas berjalan begitu lancar. Setelah penyampaian
materi kami pun diberikan tantangan menulis tulisan singkat tentang satu orang yang
sama sebagai subjek tulisan.
Katanya
setiap orang akan memiliki sudut pandang yang berbeda-beda bergantung pengalaman
dan kreatifitas si penulis. Hal ini pun terbukti ketika tantangan berakhir dan kami
membaca tulisan kami satu persatu dimana terdapat perbedaan sudut pandang tiap
orang dan disinilah keseruan itu tercipta. Canda dan tawa hadir setiap kali ada
hal-hal menggelitik disela-sela kelas. Yah, begitulah kelas kami.
Di
akhir kelas kami akan selalu diberikan tugas. Namanya kelas menulis maka latihannya
pun pasti harus menulis. Tugas kali ini adalah menuliskan tentang benda yang
disukai ataupun berkesan. Ketika tugas ini pertama kali di ucapkan,
ingatan-ingatan masa lalu kembali muncul walaupun samar-samar. Hal pertama yang
muncul di benakku adalah benda masa kecil yang sangat kusukai. Benda itu adalah
pemberian pertama dari ayah yang selalu kubawa kemana-mana.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 9.20 malam, kelas usai, dan saatnya untuk pulang. Malam
ini saya ada jadwal shift di tempat kerja. Usai kelas saya pun meluncur ke
tempat kerja bukan pulang ke rumah. Sesampainya di tempat kerja, saya langsung
menuju ke ruang perpustakaan. Disanalah saya akan menghabiskan waktu malam ini.
Di
perpustakaan shelter, teman-teman lain sudah menunggu. Rencananya malam itu kami
akan membuat dekorasi untuk acara Art Day
dua hari ke depan. Namun karena bahan-bahan belum lengkap, akhirnya kami pun
tidur saja. Jam 24.00 saya harus finger
print sebagai tanda masuk jadwal jaga malam, sementara waktu sudah
menunjukkan pukul 23.00. Akhirnya saya memutuskan untuk mengisi waktu dengan
bermain bulutangkis bersama seorang teman. Di sebuah taman-taman hijau yang
lumayan luas di tengah-tengah shelter
(sebutan tempat kerja saya) permainan
itu pun berlangsung. Sambil bermain sambil berbincang-bincang, tak terasa 1 jam
berlalu dan kini rasanya saya bisa tertidur dengan nyenyak setelah finger print
namun tetap harus stand by ditempat untuk berjaga jika ada kejadian emergency tak
terduga tiba-tiba.
**
Pagi
menjelang, saya terbangun dengan kaget. Segera saya beranjak dan melaksanakan
kewajiban sebagai seorang muslim. Usai melaksanakan sholat, saya kembali
merebahkan badan dan harus bangun untuk finger
print lagi sebagai tanda berakhirnya jadwal jaga pukul 8 pagi.
Ingatan
tentang tugas kelas selalu terbayang-bayang. Terngiang di benak saya sebuah
boneka panda yang memiliki ekor pendek yang membuatnya dapat duduk. Saya masih
ingat saya mendudukkannya di depan saya. Saya juga mengajak iya bermain dan
berbincang-bincang. Jika ada yang menyentuhnya, saya akan menangis. Jika tidur
akan saya peluk atau saya simpan di dalam lemari kaca. Betapa saya sangat
menyayangi boneka panda itu.
Hal
yang paling menyedihkan adalah ketika ekornya terlepas. Betapa menangisnya saya
meraung-raung di depan ibu. Seingat saya ibu ngambilnya waktu itu. Tapi
kemudian ekor tersebut hilang dan boneknya tak lagi bisa duduk. Saya kembali
menangis. Saya pun tak ingin lagi bermain dengannya. Dia tak indah lagi untuk
dilihat. Dia tak lagi sama. Saya pun kadang menendang-nendangnya seperti sebuah
bola di dalam rumah.
Itu
sedikit masa kecil saya yang masih saya ingat hingga sekarang. Dulu saya
penyuka boneka panda, kini saya tak lagi suka ada boneka yang diletakkan di
kamar saya. Meski demikian saya masih suka jika melihat boneka orang lain. Saya
masih suka memeluk boneka namun takkan pernah saya letakkan di bagian kamar
manapun di rumah. Jika ada akan saya masukkan dalam sebuh kardus dan tersimpan rapih
di dalam tanpa perlu dipajang. Saya juga masih suka melihat gambar-gambar panda
apalagi jika bisa melihat panda secara langsung. Saya benar-benar sangat berharap
dapat melihat panda secara langsung suatu saat nanti. Semoga ya Allah. Aamiin
:D
Alhamdulillahirabbil`alamin.
Makassar-Shelter
15 Februari 2016
beautyfull share kak evhyy ^_^
BalasHapusterima kasih kak qiah :D tulisan ini banyak sekali koreksinya dan disuru menulis ulang dan sukaka dikoreksi menjadi lebih baik walaupun kadang-kadang nyesek TT
Hapus