Jumat, 17 Juli 2015

Martabak di meja

Layaknya hari raya adalah waktu yang tepat untuk bersilaturrahim. Jika ada yang tak melakukan itu, maka itu baru aneh namanya. Silaturahim memang ibadah rutin yang selalu dilakukan hari ini. Satu persatu rumah keluarga dan tetangga di kunjungi.

Hari ini saya hanya bisa mengunjungi 3 rumah. Yang pasti menikmati hidangan di rumah orang lain rasanya terasa lezat dibandingkan di rumah sendiri. Oleh karenanya, jika lapar, saya akan langsung berkunjung ke rumah tetangga atau saudara. hehehhe..

Malam menjelang. Kami menuju ke sengkang. Disana kami akan mengunjungi keluarga kakak ipar tertua, suami dari kakak tertuaku. Sengkang adalah salah satu daerah di sulawesi selatan. Bisa dibilang kota yang mirip dengan makasaar dan juga kota fashion. Menurutku.

Dalam perjalanan, saya menikmati angin malam yang dingin. 1 mobil dengan duduk berdempet-dempetan dan bertumpuk-tumpuk. Saya duduk di tengah-tengah. Saya juga menikmati bintang bertaburan di langit. Jika di kampung halaman bisa menyaksikan.bintang lebih banyak. Hal ini disebabkan proyeksi cahaya ke langit lebih sedikit dibandingkan di kota yang bertaburan cahaya. oleh karena itu, bintang lebih terlihat banyak di sini. Saya sangat menyukainya.

Tak terasa pikiran ini melamun jauh. Saya tengah membayangkan banyak hal. Terkadang saya senyum sendiri. Orang-orang tak melihatnya karena gelap.

Pikiran ini pun sampai kepada permasalahan hidup. Saya seakan-akan berhadapan dengan temanku dan akan memberinya nasehat. Ia seakan-akan curhat di depanku. Saya mendengarkan dan memikirkan apa yang harus ku katakan.

Pada akhirnya, saya pun mendapatkan.pelajaran hidup.
"if you take it easy, you can enjoy it more. as same as life, if you take it easy, you can enjoy your life more. Your life it's depend on your feeling" -evhy, 170715-

Saya memikirkan bahwa permasalah hidup yang kita hadapi kadang kala tergantung cara kita menyikapinya dan membuat perasaan yang seperti apa terhadapnya. Saya pun kemudian ingin mengatakan padanya bahwa diri ini pernah memiliki perasaan yang sama. Perasaan gelisah, perasaan hamba, dan menyalahkan tuhan terhadap kegagalan atau pun nasib yang menimpa hidup ini. Sesungguhnya permasalahan kita pernah sama walau berbeda situasi dan kondisi. Permasalahannya sebenarnya berada pada perasaan yang tengah dirasa. Bila saya mampu mengatasi perasaan itu, berarti dia pun bisa. Bila rasa yang dirasakan adalah sama berarti masalah kita sama. Bila masalah sama berarti solusinya bisa sama. Saya pernah mengalami hal itu dan kini masa itu telah berlalu..Alhamdulillah.. kini saya mampu mengatasi dan menemukan obat ping mujarab untuk itu.

Pertama-tama yang harus dilakukan adalah menerima. Ya.. menerima! Menerima diri kita, menerima hidup kita, menerima nasib dan permasalahan yang kita hadapi. Feeling greatfull for every single things in our life. Itulah proses menuju syukur. Ketika kita bisa menerima kita akan sadar siapa diri ini sebenarnya. kita akan tahu bahwa hidup ini ada dalam gengaman pencipta-Nya. Kita akan sadar akan dosa-dosa yang selama ini kita lakukan. Kita akan sadar akan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Lalu kita pun akan bertaubat dan berserah diri pada-Nya. Rasakan sensasinya sendiri. Karena sensasinya dahsyatnya hanya bisa dirasakan sendiri tak bisa diwakilkan.
Inilah pelajaran sepanjang jalan. Alhamdulillah... kini kami pun telah sampai di tempat tujuan. Tak lupa memberi salam lalu memasuki rumah. Tak lupa pula meraih tangan tuan rumah, bersalaman sambil mencium tangan. Itulah tradisi keluarga kami jika bersalaman denga keluarga yang lebih tua berdasarkan silah-silah kekeluargaan. Di meja sudah terlihat makanan. Mataku sudah tertuju sama martabak yang ada di sana. Ohhh.. itu terlihat lezat. Saya pun mengambil kursi dan duduk tepat di samping meja tersebut.

Tak lama ada ijin untuk memakan makanan itu. Saya pun langsung mahapnya. Emmmm... Yuuummmmyyyy... Alhamdulillah.. enak tenan rek.. Selang beberapa menit ketika martabak hampir habis (saya cuman makan 2 lhoo yaa.. yang lain pada makan juga. Buka saya yang habisin.. *pembaca:ngga ada yg nanya mbak), makanan lain pun bermunculan. Sop kondro, burasa, palopo', dan tumbu-tumbu menghiasi meja makan di ruang tamu. Di meja sebelahnya yang lebih rendah juga terdapat kue kering di toples. Ada juga air minum di sana. Alhamdulillah... Terima kasih Ya Allah..

Alhamdulillahirabbil'alamin.

Makassar, 17 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)