Sabtu, 09 Agustus 2014

Perjalanan Silaturrahim

Bismillahirrahmanirrahim.

Pagi-pagi sekali aku tiba-tiba di serang kantuk berkepanjangan. Biasanya sehabis sholat subuh aku menikmati udara segara di luar rumah. Tapi kali ini beda. Rasa kantuk ini sungguh tak tertahankan. Aku mencoba mencari tempat yang enak untuk tidur.

Tak kudapatkan di depan televisi aku pun beranjak masuk kamar. Wahhh.. banyak orang. Diatas kasur full. Di bawah di lantai pun 4 orang sudah merebahkan tubuhnya. Hmm.. aku pun mengurungkan niat dan mencoba di depan televisi saja. Tak lama aku langsung merebahkan diri di tengah-tengah orang yang tengah tertidur di lantai. Aku rasa di kamar ini lebih nyaman. Walau harus berdesakan di lantai.

Panggilan menyuruh bangun mulai terdengar. Arrrrrggggg.. rasanya masih mau tidur. Mataku masih tak dapat kubuka rasanya. Pagi ini kami akan melakukan perjalanan silaturahim. Perjalanan ini adalah budaya rutin di keluarga kami sehari setelah lebaran usai. Akupun terpaksa bangun dan mandi.

Yeahhhh selesai! segar juga!

Setelah siappp.. kini tinggal menunggu kakakku lalu perjalanan ini pun dimulai. Rute perjalan kami akan di atur oleh sepupuku. Just call him Sari’. Beliaulah pemandu acara silaturrahim setiap tahunnya.

Tapi kali ini sepertinya rutenya berbeda. Ya! benar-benar berbeda. Awalnya kami akan berkunjung ke Appalaringge. Disana ada keluarga dari ayah. Lalu ke Appanang, selain mengunjungi saudara ayah, juga melakukan syarah kubur ke nenek. Inilah yang berbeda. Biasanya kami akan melanjutkan ke Akkampeng. Tapi tahun ini hanya akan menghabiskan banyak waktu di Appanang. Dan disanalah semua keluarga berkumpul.

Rute 1 : Appalaringge

Disana aku bertemu dengan sepupu-sepupuku. Lama tak berjumpa! gumamku dalam hati. Disana pun aku menebar senyum. Banyak di antara mereka yang tak lagi aku kenal. Adapun yang akau kenal tapi tak begitu dekat. Silaturrahim ini mempertemukan kami.

Aku menjabat tangan saudara-saudara ayah dan kemenakan beliau. ohhhh… Akwardnya! ini terjadi pada beberapa orang yang aku ajak berjabat. Tentu saja mereka mengenalku. Tapi rasanya jabat tangan ini sangat tak welcome untukku.

Ahhhhh.. ya sudahlah! Yang penting berjabat tangan dan aku tersenyum pada mereka. Itu pertanda silaturrahim :D

Di tempat itu pula kami disajikan makanan. Yahhh.. waktunya makan. Aku pun mengantri untuk mengambil makanan yang tersedia di meja di sudut rumah. Yang lainnya pun melakukan hal yang sama. Setelah mengambil makanan yang tersedia. Aku lalu dududk di samping citra, anak dari sepupuku. Aku dekat dengan beliau.

Aku lalu menyendok sesuap nasi.

Ah! Pedis..

huffffff

Makanan ini pedis sekali. Segera aku meninum air.

hahhhhh… (sambil kipas-kipas lidah)

Selera makanku jadi menurun. Nasi yang tadinya aku ambil rasanya tak sanggup aku makan.

“Citra mau” aku menawarkan nasiku padanya sambil menyodorkan piring berisi nasi itu. IA hanya menggeleng kepala. Hmm Bagaimana ini?? Kepalaku lalu terangkat. Mataku mulai mencari sosok yang mungkin kukenal dan bisa mengambil makanan ini.

Aaha!!

“kak tini.. ambilmi nasiku. Nda bisaka makanki. Pedis” ucapku pada kakakku yang masih mengantri makanan. Kuserahkan piringku itu padanya. Iya pun menerimanya walau agak sedikit mendesah. Sorryyyy!! dari pada di buang, gumamku dalam hati.

Kini aku tinggal menunggu orang-orang untuk perjalanan selanjutnya. Aku hanya duduk diam dengan air mineral gelas di tanganku. Rasa pedis masih menggorogoti lidahku. Aku menunggu dalam diam.

Pukul 11 lewat akhirnya semua sudah siap. Mereka sudah siap untuk rute selanjutnya alias rute terakhir. Kami pun menaiki kendaraan masing-masing. Ada yang mengendarai motor dan mobil tentunnya. Ajaibnya! TAK ADA YANG MENGENDARAI TRUK! hahahahha .. ya Iya lahhh.. (just kidding!)

Okay, Let’s Go!

Rute 2: Appanang

Perlanan ini tak terasa meletihkan. Justru menyimpan banyak semangat dan harapan baru. Mobil kami melaju di jalanan aspal dari akkampeng menuju appanang. kami pun melewati sawah. Seperti sawah yang di belah oleh jalanan. Itulah jalanan yang harus di lalui. Untung lah tak hujan. Jalanannya pun kering.

Jalan ini hanya terdiri dari tanah yang akan tergenang air jika di hujan turun. Kita seakan berada di atas odong-odng yang di kayuh.  Jalanan ini sungguh bergelombang. Namun satu hal yang pasti, ketika telah sampai di jalanan ini memberi senyuman. artinya kami akan segera sampai. Rumahnya tak jauh dari jalan bergelombang itu. Dari jalan raya dapat di tempuh 15 menit melewati jalanan bergelombang dengan jalan kaki.

Horeee, akhirnya sampai juga.

Asyyiiikkk.. bisa ketemu sama sepupuku lagi. Lama sekali aku tak bertemu dengannya. Mungkin sudah setahun lebih. Semoga ia ada kali ini. Semenjak menikah, ia jarang di rumah sini. Karena beliau ikut sang suami ditambah bekerja di kota. Bisa di bilang ia sibuk.

“Assalamualaikum” ucapku memberi salam langsung naik ke rumah dan menuju ke ruang paling belakang, dapur!

“hay..” aku menyapanya. Ia ada, Yeahhh..

“Apa kabar? Lama tak jumpa?” lanjutku sambil bersalaman dengannya. Ia pun tersenyum.

“Alhamdulillah” ucapnya.

“Sepertinya sibuk. Bikin apa?” ucapku sambil melihatnya memotong-motong sesuatu. Aku juga melihat sebuah baki berupa agar-agar.

“ini mau di apakan?” lanjutku sambil duduk di depannya. Di depanku sudah ada sebuah baki berisi agar-agar itu.

“Mau di potong-potong” ucapnya.

“Sini saya bantu mana pisau?” tanyaku. Ia pun berdiri lalu mengambil pisau dan menyerahkannya kepadaku.

Rupanya ada acara makan es buah hari ini. Tampak sebuah baskom besar sudah berisi air sirup yang siap di campur dengan isi es buah. Aku lalu memotong-motong agar-agar itu. Orang-orang sudah sampai juga. Beberapa diantara mereka menuju dapur.Ada juga yang tinggal di bawah rumah. Maklum rumah khas disini kebanyakan rumah kayu yang di sangga dengan tiang-tiang hingga menyisakan ruang kosong di bawah rumah yang bisa digunakan untuk berteduh, berkumpul atau apa saja.

Setelah lelah memotong dan memang sudah selesai, aku menyerahkannya untuk di campur ke dalambaskom besar tadi. Aku lalu menuju kebawah berkumpul bersama yang lainnya. Keluarga selain yang di Appalaringge tadi mulai berdatangan satu persatu. Aku pun menjabat tangan mereka yang aku kenal. Lalu mengambil beberapa foto. Hasilnya kurang bagus. kesel!

Yang special tahun ini dalam silaturrahim ini adalah penambahan item karaoke. Setiap anggota keluarga mengirim perwakilan untuk menyumbangkan sebuah lagu. Untunglah kakakku sudah terkenal di kalangan keluarga pandai bernyanyi.Suaranya merdu dan di sukai oleh keluarga. Syukurlah, tak perlu nyanyi, walau ada rasa ingin, hehe.

“Panggilan kepada ibu-ibu yang akan bersiarah kubur. Acara puncak hari ini sirah kubur. Silahkan segera bersiap-siasp bagi yang mau pergi. Kita akan segera berangkat. Setelah sholat kita akan berangkat” pengumuman di lancarkan oleh sang ketua. Ini di karenakan jika ibu-ibu berkumpul kadang lupa waktu. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 lewat beberapa menit waktunya untuk bersiarah kubur.

“evhy pergi” ucap kakakku. ehhh… aku merasa tak punya semangat untuk bersiarah kubur hari itu. Ditahun-tahun sebelumnya pun aku tak pergi siarah kubur. Ayahku sudah mewakili kami dan kakakku yang tertua. Jadi aku menikmati kebersamaanku dengan sepupu-sepupuku.

“janganmi saya” ucapku sambil menunjukkan sikap tak mau.

“siapa lagi kalau bukan kau. Semuanya nda bisa. Pergimi” ucapnya dengan nada yang agak tinggi. Matanya mengisyaratkan mengancam agar pergi.

Dengan sedikit berat aku pun memutuskan untuk pergi. Aku mencari sandal yang lain yang bisa aku pake. Karena kami akan menyeberang melewati sungai. Lalu melewati kebun hingga sampai ke pekuburan dimana nenek di kubur disana. Karena sudah pergi jadi kupasrahkan hatiku untuk tidak marah. Let’s go!

Disana kami hanya mengunjungi beberapa kuburan keluarga. Lalu menyiram kuburannya dan mendoakan mereka. Itu sudah budaya syarah kubur. Aku pun kembali ke rumah saudara ayah. Setelah ini adalah agenda rapat keluarga. Orang-orang sudah pergi, aku melanjutkan mengikuti ayah ke kuburan yang lain. Hanya ayahku dan saudaranya yang pergi kesana. aku hanya mengikutinya.

Aku pun melangkahkan kaki untuk pulang. Aku di temani suami dari saudara ayah. Ayah masih pergi tapi diriku memilih kembali. Belum sampai dirumah terlihat kakakku sudah menuju ke mobil. Ternyata mereka sudah mau pulang. Ruapanya rapat keluarga sudah selesai.

“maumaki pergi? bukannya rapat keluarga?” tanyaku kepada kakak.

“Selesaimi rapat. Tahun depan satu orang setor 200rb” ucapnya.

Whatttt.. “berarti saya tidak” ucapku. Aku belum bekerja juga hingga saat ini. Walau menjaga kemenakan dan mengurus rumah juga pekerjaan. Tapi nantilah di lihat.

“Cari kerja” ucap kakak kepada diriku. lalu ia pun masuk ke dalam mobil. Aku berlari menuju rumah mengambil barang-barang yang ketinggalan. Kami tak tinggal dengan keluarga lainnya. Malam ini kami akan pulang dari mudik.

Jam 2 kami pun meninggalkan tempat itu. Destinasi selanjutnya rumah om dari ibu. Waktunya untuk silaturrahim. Kali ini kami akan menikmati es kelapa muda. Emmm.. Yummii.

---

Selesai deh silaturrahim hari ini. Maka siap-siap untuk melakukan perjalanan mudik.

Fiyuhhh.. Capeknya

Alhamdulillahirabbil`alamin :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)