Urgensi tarbiah dikelompokkan dalam beberapa point, yakni:
1. Menjaga diri haruslah didahulukan sebelum menjaga orang lain
Sebagai seorang manusia tidak diragukan lagi bahwa seseorang haruslah menjaga diri sendiri lebih diutamakan dari pada orang lain. Sesuai firman ALLAH swt. :
“Hai orang-orang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (At-tahrim: 6).
Makna dari menjaga diri dari api neraka, bahwa ALLAH swt. memerintahkan kita untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Jika tidak mentarbiah (membina) diri, siapakah yang akan mentarbiah diri Anda?
Mungkin saat ini ada yang membina anda, namun yakinkah Anda orang-orang yang menbina anda saat ini akan membina anda seterusnya hingga kita meninggalkan dunia ini. OK, kalau Anda mencari pembina yang lain. Anda mungkin cocok dengan pembina yang dulu namun belum tentu dengan penbina yang baru. Ditambah lagi mereka tidak akan dapat memantau diri Anda selama 24 jam. Karena mereka masih punya hal lain yang harus diurusi. Sehingga, tidak ada jaminan pada diri bahwa pada waktu-waktu tertentu bisa saja menimbulkan kelalaian dan kehilangan kebaikan jika tidak mentarbiah diri sendiri. Dimana waktu terus bergulir, sedangkan Anda kehilangan moment dan ingatan tentang ALLAH swt. dan rugilah ketika kematian menjemput. ALLAH swt. berfirman:
“(Ingatlah) hari Allah mengumpulkan kalian pada hari pengumpulan” (At-Taghabun: 9)
3. Hisab bersifat Individual di Hari kemudian
Kelak hisab akan dilakukan secara individual. Artinya setiap orang akan dihisab sendiri-sendiri dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang telah ia perbuat baik perbuatan baik maupun buruk.
Seperti firman-Nya:
“Dan setiap mereka datang kepada Allah pada Hari Kiamat dengan sendiri-sendiri” (Maryam: 95).
ALLAH swt. juga berfirman:
“Dan setiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatanya dilehernya dan kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu” (Al-Isra’: 13-14).
Disebutkan dalam Hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap orang dari kalian pasti diajak bicara tuhannya, tanpa penerjemah antara dirinya dengan-Nya” (Muttafaq Alaih).
Karena itu dengan mentarbiah diri sendiri, insyaAllah hisab diringankan dan diselamatkan dari siksa dengan Rahmat ALLAH swt.
4. Tarbiah Dzatiyah itu lebih mampu mengadakan perubahan
Setiap orang memiliki aib ataupun kekurangan dalam dirinya. Dan juga pernah melakukan kesalahan, perbuatan dosa (baik kecil ataupun besar) dan melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh ALLAH swt. Jika seperti itu tentulah ia harus memperbaiki diri sebelum sisi negatif dalam dirinya tidak membengkak kemana-mana. Walaupun seseorang tidak dapat memperbaiki sisi negatif dan aib-aib yang ada secara sempurna dan permanen, namun ia perlu melakukan perbaikan diri dengan tarbiah dzatiyah. Jika ia menginginkan pembinaan diri maka ia juga lebih mampu mengendalikan dirinya menuju manhaj tertentu, perilaku utama, dan gerakan yang bermanfaat.
5. Tarbiah Dzatiah adalah sarana tegar dan istiqomah
Setelah bimbingan Allah swt. Tarbiaah Dzatiyah afdalah sarana pertama yang mampu membuat seseorang tegar dan istiqomah diatas jalan iman dan petunjuk hingga akhir hidupnya.
6. Sarana Dakwah yang paling kuat
Esensi setiap muslim adalah berdakwah dijalan ALLAH swt. Ia memperbaiki kondisi yang ada, mengajar, memberi taujih (arahan), dan mentarbiah. Agar ia dapat diterima dikelurga dan lingkungan tentu ia harus punya bekal kuat. Dan cara efektif untuk berdakwah di lingkungan dan keluarga dan mendapat respon dari mereka yakni dengan menjadi panutan yang baik dan teladan istimewa diaspek ilmu, iman, dan akhlaknya. Panutan (Qudwah) dibentuk dari tarbiah Dzatiyah yang benar.
7. Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada
Tidakkah kita merasa prihatin dengan kondisi Islam saat ini? Haruslah kita menjawab dengan kata ‘sangat prihatin’. tapi bagaimana kita memperbaiki realitas yang ada? Apa langkah efektif yang dapat dilakukan? Langkah tersebu mulai dari Tarbiah Dzatiyah yang dilakukan setiap orang terhadap diri sendiri dengan maksimal, syummul (universal), dan seimbang. Sebab jika setiap individu itu baik maka baik pula keluarganya dengan izin ALLAH swt. Diikuti dengan baiknya masyarakat, dan lingkungannya. begitulah perubahan realita umat menjadi baik sedikit demi sedikit.
8. Keistimewaan Tarbiah Dzatiyah
Keistimewaannya yakni mudah diaplikasikan, sarana-sarananya banyak dan selalu ada disetiap diri orang muslim di setiap waktu, kondisi, dan tempat manapun ia berada.
@dipindahkan dari blog Cerminan Qalbu | evhy kamaluddin, Nov 27, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)
Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)