Suara Hati

Bismillahirrahmanirrahim.

untuk komitmen itu memang sangatlah sulit diawal. Sebenarnya permasalahnnya hanya pada kebiasaan dan memulai. Memulai itu kadang sulit, begitu pula dengan membiasakan diri. Hal yang harus dilakukan tentulah memaksakan diri untuk itu.

JIka tak mau merasa terpaksa, mau tak mau harus mulai mencintai apa yang ingin kita kerjakan. Sama halnya dalam bekerja. Pada akhirnya kita kemudian terbiasa melakukan pekerjaan walau diawal terasa sulit dan kita memaksa diri ini untuk mempelajarinya. Lalu kita pun menjadi mahir karenanya. Maka dari itu, biasakan diri ini untuk mencapai target tertentu.

Jika ingin pandai, maka cintailah belajar
Jika ingin banyak pengetahuan, cintailah membaca
Jika ingin …… begitulah seterusnya.

Saya mulai menyadari bahwa diri ini malah membiasakan melakukan sebaliknya.
Saya ingin pandai, namun mencintai menunda dari pada belajar
Saya ingin banyak pengetahuan, namun mencintai tidur dari pada memanfaatkan waktu untuk membaca
Saya ingin bisa menulis, namu membiasakan diri tak menulis..

Huffttt.. anehlah diri ini… Banyak waktu terbuang begitu saja, waktu pun terus berjalan. Target berlalu begitu saja, tinggal kenangan jadi angan belaka. Terbiasa membuatnya terlalaikan dari pada membuatnya terwujud. Dan ketika tak terwujud selalu tak apa. Padahal belum juga melakukan apa-apa untuk membuatnya terwujud. Hmmm… kacaulah diri ini.

Saya selalu berucap “SEmangat, AYo berubah! Rubah kebiasaanmu”
Namun saya membiasakannnya hingga di bibir saja tanpa ada aksi nyata. Atau hanya sedikit aksi lalu lelah lalu berhentilah ditengah perjalanan. Saya pula begitu, membiasakan berhenti ditengah jalan. Belum pula tercapai 1 mau lagi hal lain. Yang satu pun jadi terabaikan. Padahal bisa saja dua-duanya berjalan berdampingan.

Terlalu banyak keinginan! BAGUS!!
Tapi banyak cakap tak banyak aksi! BURUK!!

Alhamdulillahirabbil`alamin

Makassar-BTP, 23 Juni 2015