Minggu, 28 September 2014

6 Jam Bersama Lontara Project

Bismillahirrahmanirrahim.

Baru-baru ini aku mendaftar sebuah komunitas. Aku mendaftar sebagai volunteer dalam bidang kepenulisan. Setiap pendaftar akan di panggil untuk mengikuti first meeting di museum kota Makassar. Tentu saja diriku adalah salah satu diantaranya.

Aku terlambat sejam, harusnya datang jam 10 pagi. Alhamdulillah masih di izinkan untuk mengikuti pertemuan ini.  Saat aku tiba di lokasi masih dalam tahap pengenalan satu per satu. Susana sangat santai, walau masih belum mengenal lebih dalam satu sama lain. Penasaran apa lontara project? simak saja cerita yang satu ini. hihihihi

okay! the story start now…

Jadi ketika pengenalan berakhir, seorang founder lontara project, mulai menjelasakan tentang lontara project. Lontara poject sesungguhnya sudah berjalan sekitar 4 tahun. Awal mulanya karena kegemesan para mahasiswa yang kuliah di jawa sering mendapat cibiran manis tentang demo-demo yang marak terjadi di kota Makassar. Akhirnya, mereka lalu berpikir untuk membuat sesuatu yang bisa di banggakan dari kota Makassar. Nah, muncullah project “I UPS! Lagaligo” sebagai project pertama dan langkah awal untuk mengangkat derajat kota Makassar. Lagaligo mulai terkenal di kalangan masyarakat kota Makassar baru beberapa tahun lalu. Aku sendiri tak tahu, apa sebenarnya lagaligo itu.

Dengan kebersaamaan ini banyak hal yang terungkap. Aku baru tahu kalau lagaligo itu adalah sebuah nasakah drama terpanjang di dunia. Bahasanya menggunakan bahasa lontara kuno. Nasakah ini awalnya di simpan oleh pemerintah Belanda. namun akhirnya di kembalikan ke tahan asalnya dan di simpan di Benteng Rotterdam, benteng peninggalan penjajahan Belanda. Nama Lontara Project pun terinspirasi dari sana. Logonya terinspirasi dari huruf lontara pula.

Di pertemuan kali ini, akan membahas tentang museum. Kali ini kami akan melakukan inspeksi museum. Pertama, akan melakukan observasi terlebih dahulu. Observasi ini tujuannya untuk melihat masalah dan kekurangan dari sebuah museum. Oleh karenanya, tempat pertemuan pun di pilih di museum Kota Makassar.

Fakta baru bermunculan. Ketika perkenalan di awal tadi, ternyata banyak yang baru tahu bahwa ada museum kota Makassar. Ada yang sempat nyasar, ada juga yang ekstrim pake GPS lalu mengarahkan untuk naik kapal laut menuju jakarta. wow.. wow.. Jangan-jangan masih banyak orang di luar sana yang masih tak tahu existensi museum kota kita tercinta. Wah.. wah.. satu masalah nih.

Setelah sibuk berbincang-bincang tentang lontara project, kami pun di bagi menjadi 3 kelompok. 1 kelompok sekitar 3 – 4 orang. aku sendiri 3 orang. Selanjutnya kami pun melakukan observasi selama 1 jam. Dari observasi tersebut fakta menarik mulai bermunculan. Fakta-fakta tersebut adalah:

  1. Museum Kota yang kurang terurus. Ini bukan berarti tak punya pengurus. Hanya saja pemerintah belum fokus pada peawatan museum. Sehingga dana untuk perbaikan dan renofasi museum belum di approve karena memang sangat mahal untuk perbaikan.
  2. Agak gelap, pencahayaan yang kurang bagus
  3. Museum kurang terkonsep
  4. Benda dalam museum pun kurang menandakan etnis Makassar
  5. Masalah terpenting adalah kurangnya informasi yang dapat di peroleh. Ini di karenakan tak ada guide dan juga kurangnya keterangan dari benda-benda yang ada. Jika dalam kondisi extrim, bisa di katakan masuk, liat.. eh, keluarnya kosong. Maksudnya melihat saja takkan memberikan informasi banyak. Masuk ke sana seakan berjalan di lorong gelap yang tak memberikan apa-apa hingga kita keluar dari lorong itu.

Masalah yang bermunculan berdasarkan hasil observasi pun di diskusikan. Diskusi ini di temani oleh Kepala Museum Kota Makassar yang sangat peduli akan keberadaan Museum ini. Oleh karenanya, ia sangat mendukung dan meminta kepada kami untuk memberikan saran untuk museum yang lebih baik. Sebenarnya agak miris mendengar perbincangan kami. Karena museum ini seakan di anak tirikan oleh pemerintah.

Oh iya, museum ini di bawah asuhan dinas pendidikan. Awalnya sih di dinas pariwisata, namun kemudian di pindahkan ke dinas pendidikan. Alasannya untuk pengajaran sejarah berdasarkan kurikulum baru pendidikan di Indonesia. Pengunjung museum ini memang tak banyak tak selau ada dari kalangan siswa-siswi SD – SMA yang berkunjung setiap harinya, walau tak serame Benteng Rotterdam.

Diskusi ini berlangsung cukup lama. Lagi-lagi waktu akan memisahkan kita. Dimana ada pertemuan, akan ada waktu untuk berpisah. Waktu sudah pukul 3 sore. Nampaknya, pembicaraan kami harus di rampung sementara. Kami bertugas untuk membuat artikel tentang observasi atau kegiatan hari ini. Pekan berikutnya akan di bicarakan tentang masalah ini kembali dan hal apa saja yang dapat dilakukan dengan menggunakan dana seminimum mungkin.

Semoga di pertemuan ke dua, bermunculan ide-ide creative pemuda untuk sedikit membantu exsistensi museum kota Makassar kita tercinta.

Oh iya, untuk kakak-kakak lontara project tercinta. Maaf yaa baru bisa nulis ini. hehehe… Nga jadi ngirimin juga.

Eh, hampir lupa. Museum kota Makassar itu di bagun pada tahun 1920. Buat teman-teman yang ingin mengunjungi Museum Kota Makassar dapat langsung ke jalan Balai Kota, samping kantor pos di dekat balai kota. Berunjunglah kesana, siapa tahu kamu bisa mendapat inspirasi atau punya ide untuk membantu museum kita. Jika punya ide, bisa di salurkan ke lontara project. Mari bersama-sama membantu museum kita. Kunjungi website www.lontaraproject.com untuk lebih tahu tentang lontara project. We are welcome to all people who want to stand up together with us.

Tak terasa 6 jam berlalu. Waktunya untuk pulang. Hari yang menyenangkan dan berkulitas. Dapat ilmu baru, dapat teman baru. Makasih Lontara Project.

Alhamdulillahirabbil`alamin ^^

Makassar, 14 sept 2014

@herviana_k

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)