Rabu, 27 April 2016

ICE CREAM & PENGGARIS BESI

Bismillahirrahmanirrahim.

ice creamPagi menjelang siang, saya berangkat kerja bersama ifha. Untuk ke kantor sebenarnya gampang tinggal lurus, belok kiri atau kanan jika di perlukan. hehehe… bercanda. Beberapa hambatan kami lalui. Padatnya kendaraan sedikit menghambat laju motor. Akhirnya sampailah kami di sebuah persimpangan lampu merah.

Bang!!!

Terdengar suara gesekan motor yang tersandung kala menaiki tanjakan jalanan beton. Motor terasa bergoyang. lama-lama semakin bergoyang.
”Ban-nya kempes ya?” ucap ifha.
”Sepertinya, iya” ucapku.

Namun, motor terus maju mencari bengkel untuk berlabuh. Semakin lama motor berjalan lambat. Rasanya tak nyaman lagi berada diatasnya.
“Turunkan saja disini ifa. Nanti saya jalan saja” ucapku. Namun ifha masih melajukan motor. Sampai akhirnya iya juga menyerah. Saya pun turun dari motor.
“Dek, disana itu ada bengkel” ucap seorang bapak-bapak yang berbaik hati memperhatikan kami. Ifha pun segera ke sana. Sementara saya menikmati jalan kaki bersama sang helm. Awalnya saya tetep memakainya di kepala tapi tak enak juga jadi pusat perhatian, ku lepaskan helm itu dengan segera dan kembali menikmati perjalanan. Lama juga tak berjalan kaki seperti ini. Rasanya nyaman.

Alhamdulillah.. Bengkelnya dekat. JAdi tak perlu jalan terlalu jauh.
“Untung ada kita (read: kamu. Kata kita adalah ucapan sopan bagi orang bugis untuk menyatakan kamu kepada orang yang lebih tua atau yang belum terlalu dekat). Seandainya saya sendiri, mungkin menangisma” ucap wanita muda teman seperjuangan hari ini.

Usai ban dalam diganti karena bocor dan sudah tak bisa di tambal, akhirnya kami menuju ke kantor yang tak jauh lagi. Haus melanda. Ifha menyapu kantor yang baru saja di buka. Saya beranjak pergi membeli air minum. Dan kami pun melepas dahaga bersama. Saya juga membeli 2 ice cream corneto. Warna orange dan warna kuning.
”Mau yang mana?” ucapku dengan menodorkan ice cream kepadanya di tanganku. Please pilih warna orange.. orange… suara hatiku terus berkata.
“Saya ini deh” ucapnya sambil mengambil ice cream warna kuning. Yah.. sudahlah.. kita harus memberikan apa yang kita sukai. Saya juga suka kok yang warna orange, intinya saya suka aja selama itu ice cream coklat atau vanila. hehehe

Saya pun menikmati ice cream dengan penuh bahagia. Tak lupa kami mengabadikan moment itu dengan foto bersama. Yeahhh… Ifha pun membuka ice creamnya.
”Saya tidak tahu makan ice cream begini sebenarnya. Pasti belepotan. Biasanya saya kalau makan ice cream belinya yang pake tempat-tempat yang disendok-sendok biar tidak belepotan” ucap ifha yang tengah duduk di kursi biru di sampingku. Saya dengan nikmatnya menjilat sedikit demi sedikit ice cream ditanganku.
”Tuh jatuh..” Aihhhsss… Saya tetap menikmati ice creamku hingga habis.

Sementara ifha berhenti dan memberikan ice creamnya padaku.
“Kak makan ya. Habiskan. Tidak bisama makan” ucapnya lagi. Yah.. antara senang dan kecewa. Senang karena saya bisa menikmati ice cream yang ingin saya makan, makasih ifha. Kecewa atas ketidaktahuanku terhadap apa yang ifha sukai. Saya selalu mengira bahwa semua cewek itu suka ketika dibelikan ice cream terutama yang corn. Ternyata ifha tidak terlalu suka makan yang seperti itu. Maafkan saya ifha. Jadinya ifha tidak bisa menikmati ice creamnya. JAdilah diriku harus menikmatinya sendiri. Hiksss… Saya memang suka makan ice cream.. Tapi makan 2 ice cream corneto sekaligus itu banyak sekali. Alhamdulillah.. kenyang. Jadi selera makan menurun saat itu akibat kekenyangan.

“Makanya evhy, kalau mau membelikan sesuatu itu bilang dulu. Jangan lansung belikan”
“Kan maunya bikin surprise”
”Tapi kalau orangnya ngga bisa makan kayak tadi gimana? kan jadinya fail juga”
”Iya sih.. kayaknya emang gitu deh kalau mau beli makanan yang belum tentu semua orang makan ataupun suka. Untuk makanan sepertinya memang lebih baik bertanya dulu. OKE SIIPPPP”

Siang menjelang kami terpaksa ke toko ATK untuk membeli pembungkus plastik. Kami harus membungkus sebuah buku penting. Saya menemani ifha ke sana. Di toko ATK yang baru saya kunjungi, mataku berbinar-binar. Warna-warni stationary benar-benar menyilaukan mata.

Wah.. Wah… Wah… Banyakkk… Barangnya Cantik… Warna-warni… OHHHH… Ngga tahaaannnnnn… suara hatiku menggebu-gebu.

Mataku tertuju pada sebuah penggaris besi pendik ukuran 15 cm. Ditengah-tengahnya ada garis berwarna ungu. Sangat terlihat elegan. Saya pun membelinya dan menitipkan sama ifha untuk membayar. Awalnya hanya mengantar ifha, jadi tak membawa uang.

“Berapa harga penggarisnya?” tanyaku pada ifha yang berdiri di sampingku. kami baru saja keluar dari toko.
“Ih.. tidak usah..” ucapnya…
”Hah? Di belikan ka? Wah….. makasiiihhhhhhh” ucapku dengan wajah berbinar-binar dan penuh kebahagiaan.

Ternyata kebahagiaan itu bida datang dari hal-hal sederhana seperti penggaris ini. Ohh.. ya Allah… entah mengapa saya benar-benar bahagia sekali dibelikan sebuah penggaris… AHHHHHH…. ingin rasanya teriak.

Ifah pun terheran-heran melihat kesenanganku. hahaha…

Yang penting hari ini saya senang. Makasih ya Allah.. Intinya, kebahagiaan itu di datangkan oleh kita sendiri. Jika kita mengizinkannya bahagia, maka hati ini akan benar-benar bahagia bahkan untuk hal-hal yang sederhana yang mungkin tak terpikirkan oleh orang lain.

Alhamdulillahirabbil`alamin.

Makassar, 13 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)