Minggu, 23 Desember 2012

Nenekku sayang, we love you

8 hari yang lalu, aku kembali ke kampung halaman untuk menghadiri acara pernikahan sepupu. Senang rasanya bisa kembali kesana. Setelah sekian lama kami jarang berkomunikasi, jarang bertemu, jarang menyapa. Akhirnya, melalu acara ini bisa membuat kami berkumpul bersama. Tertawa, bercanda, salaing berbagi cerita suka dan duka.
Disana aku juga bisa bertemu embali dengan wanita yang tua dan renta. Beliau adalah nenekku tersayang. ohhh.. sungguh senangnya. Pertama menginjakkan kaki di rumah om, aku mencari-cari sosoknya. Ku telapaki loro ng rumah mencari keberadaannya. Akhirnya aku menemukannya sedang berbaring, tertidur di kasurnya.
“indo, datang maaa….” aku langsung memeluk, menciumnya, dan mencium tangannya yang sudah keriput dan lemah. Namun lembut terasa di belai olehnya.
5 hari aku menghabiskan waktu bersama keluarga. Meninggalkan semua pekerjaan, menghilangkannya dalam pikiranku. Yang ada hanyalah waktu untuk keluarga. Saatnya melepas penat, meringankan pikiran dengan hal-hal gembira.
Aku melihat sosok nenekku yang tua renta namun masih kuat untuk berjalan. beliau masih bisa duduk dan berbicara. Walau badannya kini tak sekuat dulu. Aku berbicara dengan beliau, walau terkadang tidak nyambung dengan apa yang dibicarakan. Maklumlah, ketika umur mencapai 70an maka pendengaran dan kekuatan sedikit-demi sedikit akan hilang. Kemampuan mu,lai melemah akibat usia yang semakin lama semakin berkurang. Kadang aku tersenyum dan jengkel karena hal ini. Kadang juga harus mengeraskan suara agar ia mendengar dengan baik apa yang kami katakan. Itu mebuat kami terlihat memarahinya. Tapi sebenarnya tidak dan kami tetap sayang dan cinta padanya. Kadang aku melihatnya tersenyum juga. Ada perasaan senang yang tak ternilai ketika melihat sunggingan bibirnya yang melebar.
waktu terus berlalu dan tiba saatnya aku harus kembali ke tempat dimana pekerjaan menungguku. Aku menghabiskan waktu main game sambil menunggu jemputan mobil yang akan membawaku kembali. Sekali kali aku melihat nenek lewat di depanku, namun tak aku pedulikan saking asyknya main game.
Kini mobilnya sudah datang, aku mencari sosok nenek berada. Ia terbaring dikamar. Sebenarnya tak tega membangunkannya. Namun aku harus berpamitan padanya. Tidak afdal rasanya jika tak berpamitan setelah sekian lama baru berjumpa kembali.
“Indo, mauma pergi kemakassar lagi…” sambil kurangkul tubuhnya yang tua dan kupeluk dan kucium pipinya. Lama aku memeluknya. tak tega rasanya meninggalkannya. Rasanya masih ingin memandanginya dan bersama dengannya lebih lama.
“hati-hatiko nak ku kamponna tawe” kata nenekku sambil menepuk bahuku..yang artinya “Hati-hati di kampunnya orang”.. aku hanya mengangguk dan melepaskan pelukanku darinya.
“Pergima indo.. Assalamua alaikum”ucapku tanda perpisahan.
“iya..”jawabnya dan tetap berbaring di kasurnya.
Aku berlalu pergi, dan menyalami semua sepupu dan keluarga yang mengantar kepergianku. Ayahku yang kini mulai menua jua mengantar kepergianku. Lalu jauh dan menjauh dari kampung halamanku. Aku pergi dengan perasaan tenang.
Hari ini saat aku berencana ingin menulis lagi. Pekerjaan yang lama aku tinggalkan, namuntiba-tiba muncul keinginan kembali. Aku mendengar kabar sedih. Ketika memasuki melewati pintu kamar, tiba-tiba kakakku bertanya
“Tau nomor mobil yang sering jemput kalau mau ke soppeng” dengan wajahnya yang masih terlihat biasa.
“Tidak, kenapa?”jawabku santai namun heran juga.
“Meninggalmi Indo…”ucapnya sambil menunjukkan wajahnya yang mulai meberkaca-kaca.
“Seriussssss”ucapku kaget… “innalillahi wainna ilahi rajiun”
“Yaa… Allah… Cobami kita telfon ambo”ucapku kemudian.
Aku keluar kamar menuju ruangan kerja tempatku menulis saat ini. Aku menangis, tak mampu berucap apa-apa. Lalu menulis tulisan ini dengan mata berkaca-kaca dan meneteskan air mata.
Tak kusangka, pertemuanku, pelukanku yang lama dengannnya menjadi pelukan terakhirku, menjadi pertemuan terakhirku dengannya. Dan kata-kata yang ia ucapkan waktu itu adalah kata-kata terakhit darinya.
clip_image002
nenekku, aku tau engkau sudah tua dan renta, tapi kenapa rasanya begitu cepat kau meninggalkan kami. Ya.. Allah… SEmoga engkau menerima segala amal ibadah yang telah beliau lakukan selama ini. Ampunilah dosa-dosanya. Dan lindungilah anak-anaknya agar senantiasa berada di jalanmu dan menjadi penyelamat bagi beliau di Akhirat kelak.
Beliau adalah sosok ibu dan nenek yang kuat dan sangat berjasa. Membesarkan anak-anaknya hingga dewasa walau iya harus sendirian menanggung semua beban. Namun, kini anak-anaknya tumbuh dewasa, Ia memiliki banyak cucu dan cicit. Dan iya juga yang senantiasa peduli pada Hamba. Ia juga yang membantu hamba ketika ada masalah, dan aku sangat sayang padanya. Tidurku bersamanya waktu itu adalah tidur terakhir bersamanyaaa… NEk, aku takkan lupa jasamu. Seperti dulu kau memelukku ketika seorang anakmu dipanggil terlebih dahulu menghadapNYa yaitu ibu. Engkau memelukku ketika itu. Dan sungguh pelukan yang hangat selalu datang darimu, engkau seperti pengganti ibu yang telah tiada. Dan kini kau pun telah tiada tanpa sempat melihatku sukses, tapa sempat melihatku wisuda waktu itu.
Nek, we love you.. really really love youuuuuuuu…
Innalillahi wainna ilahi Rajiun,,,
Ya.. Allah.. Terimalah nenek dan ibu hamba disisimu, ampunilah segala dosanya dan terimalah segala amal ibadah dan amal baik yang telah mereka lakukan. Ya.. Allah.. Lapangkanlah kuburannya, berikan mereka nikmat kubur dan terangilah kuburannya dengan cahaya MU ya.. Allah…
Aminnnn….
*cried in my room

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Semoga bisa bermanfaat selalu :) Amin.
Jangan lupa komentarmu ya, karena komentarmu adalah semangatku untuk terus berbagi ^^)

Komentar yang mengandung SARA, link hidup, dan spamming akan dihapus ya.. Terima kasih atas perhatiannya :)